Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebakaran Bus di Terminal Rawa Buaya, Trans Batavia Rugi Rp900 Juta

PT Trans Batavia mengaku kehilangan Rp900juta akibat dari ledakan yang terjadi di pool bus di Terminal Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (2/9). Sebanyak 18 bus berbahan bakar gas ludes dilalap api dari 126 bus yang dimiliki operator koridor 3 jalur Kalideres-Harmoni.
Puing-puing bus TransJakarta yang terbakar di Pool Trans Batavia di Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (2/9/2015)./Ilustrasi-harnas.co
Puing-puing bus TransJakarta yang terbakar di Pool Trans Batavia di Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (2/9/2015)./Ilustrasi-harnas.co

Bisnis.com, JAKARTA - PT Trans Batavia mengaku kehilangan Rp900 juta akibat dari ledakan yang terjadi di pool bus di Terminal Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (2/9/2015).

Sebanyak 18 bus berbahan bakar gas ludes dilalap api dari 126 bus yang dimiliki operator Koridor 3 jalur Kalideres-Harmoni.

Direktur Operasi PT Trans Batavia Jabes Sihombing mengungkapkan belum mengetahui penyebab ledakan yang terjadi tersebut. Pihaknya harus menelan kerugian yang cukup besar dimana perusahaannya juga harus melakukan peremajaan bus yang sudah berumur hampir 10 tahun itu.

“Dari 126 bus ada 45 bus yang sudah tidak dioperasikan dan harus di-scrapping. Sebanyak 26 di pool Rawa Buaya dan 18 di pool lain. Nah, yang di pool Rawa Buaya ini kami sudah menyimpannya di lahan yang jauh dari bus lainnya agar tidak mengganggu keluar masuk bus,” ucapnya, Kamis (3/9/2015).

Jabes menjelaskan 26 bus tersebut memang terkena sinar matahari dan hujan selama setahun lebih dua bulan. Pihaknya pun memang tidak melepas tabung gas yang masih berada di bus maupun mengosongkan isi tabung tersebut.

“Iya memang diperkirakan ada sedikit gas tetapi kami tidak mengira hal tersebut berbahaya. Sekarang masih dilakukan penyelidikan, memang terdengar ada dua ledakan tapi belum tahu apakah dari bus atau dari tabung gas,” paparnya.

Dia mengungkapkan adanya kemungkinan terjadinya ledakan karena cuaca yang panas sehingga menyebabkan hawa dalam bus memanas sehingga meledak dan menyebabkan api yang memicu tabung gas ikut meledak.

“Kami mohon maaf atas apa yang terjadi. Rencananya memang kami akan melakukan scrapping dari dua bulan lalu namun karena suatu kendala jadi tidak bisa,” terangnya.

Direktur Keuangan PT Trans Batavia Rahmat menerangkan satu bus tersebut bisa dijual lagi dengan harga hingga Rp50 juta. Namun, akhirnya pihaknya harus kehilangan potensi penjualan kembali karena kebakaran tersebut.

“Armada kami memang sudah tua dan sudah waktunya untuk diremajakan atau dipensiunkan. Tadinya mau Januari lalu tapi ada beberapa perubahan aturan sehingga kami harus menunggu hingga Januari 2016 untuk melakukan peremajaan,” ucapnya.

Kejadian ini, lanjutnya, menjadi pelajaran untuk harus mengosongkan tabung lebih dulu sebelum disimpan. Walaupun armadanya sudah berumur hampir 10 tahun, pihaknya tetap mengutamakan kenyamanan penumpang dan akan segera melakukan peremajaan secepat mungkin.

Ketua Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin menjelaskan tabung gas tidak akan meledak karena memiliki teknologi yang akan mengunci sendiri. Namun memang tidak melepas tabung dari bus atau mengosongkan gas dari tabung bisa sangat berbahaya.

“Harusnya sih dikosongin, karena kan bus itu tidak berada di bawah atap jadi kena panas dan hujan tetapi kalau meledak karena tabung kayaknya tidak mungkin dari benda lain yang memicu tabung,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Atiqa Hanum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper