Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RUMAH MURAH: Apersi Sumbar Bangun 2 Ribu Unit

Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman (Apersi) Sumatra Barat menargetkan mampu bangun 2.000 unit rumah bersubsidi untuk tahun ini dan tahun depan.
Pembangunan rumah baru di salah satu perumahan di Depok, Jawa Barat, Sabtu (26/7). /Nurul Hidayat-Bisnis.com
Pembangunan rumah baru di salah satu perumahan di Depok, Jawa Barat, Sabtu (26/7). /Nurul Hidayat-Bisnis.com

Bisnis.com, PADANG-- Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman (Apersi) Sumatra Barat menargetkan mampu bangun 2 ribu unit rumah bersubsidi untuk tahun ini dan tahun depan.

Ketua Apersi Sumbar Ramal Saleh mengatakan permintaan rumah di Sumbar cukup tinggi, namun tidak mampu dipenuhi oleh pengembang karena sulitnya pengadaan lahan.

"Permintaan masih sangat tinggi, tetapi tidak mampu dipenuhi karena lahan yang terbatas. Kami prioritaskan untuk rumah subsidi," katanya, Kamis (3/9/2015).

Menurutnya, sepanjang tahun ini penjualan rumah komersil mengalami penurunan hingga 30% akibat pelemahan ekonomi.

Dia mengungkapkan, selain perlambatan ekonomi, kebijakan pelonggaran aturan loan to value (LTV) untuk kredit perumahan juga belum mampu mendongkrak penjualan di daerah.

Kebijakan itu, katanya, hanya menguntungkan sebagian kecil masyarakat yang berpenghasilan tetap atau PNS/pegawai swasta. Padahal, kebutuhan rumah bahkan lebih tinggi dari masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap.

"Ada ketimpangan di sini. Yang bisa dilayani perbankan untuk mendapatkan kredit rumah hanya mereka yang memiliki gaji tetap, ini tidak adil," katanya.

Padahal, imbuhnya, penjual sate atau pedagang kelontong juga mampu mendapatkan penghasilan hingga Rp200.000 per hari. Namun, mekanisme perbankan tidak memfasilitasi kemudahan kelompok tersebut untuk mendapatkan rumah.

Dia menyarankan stimulus pemerintah berupa kemudahan akses pinjaman bagi masyarakat berpenghasilan tidak tetap untuk mendapatkan rumah. Baik itu melalui program rumah subsidi maupun rumah komersil.

Adapun, Data Bank Indonesia Sumbar mencatatkan kinerja pembiayaan sektor kredit pemilikan rumah (KPR) terkontraksi atau minus 8,8% (yoy) pada kuartal kedua tahun ini. Kuartal sebelumnya sektor itu masih mampu tumbuh hingga 14% (yoy).

Secara keseluruhan kredit sektor jasa keuangan, real estate dan jasa perusahaan turun 16,3% (yoy) atau tercatat Rp1,03 triliun pada kuartal kedua. Bahkan di kuartal pertama tahun ini, sektor itu terkontraksi hingga 37,9% (yoy) atau hanya Rp958 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper