Bisnis.com, JAKARTA — Kontrak konstruksi pembangunan tol Manado-Bitung dan Balikpapan-Samarinda yang menjadi porsi dukungan pemerintah akan ditandatangani akhir bulan ini.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hediyanto Husaini mengatakan ada empat paket jalan tol yang mendapat dukungan konstruksi dari pemerintah dengan menggunakan dana pinjaman China.
Keempat tol tersebut yakni tol Solo-Ngawi-Kertosono, tol Balikpapan-Samarinda, tol Manado-Bitung, dan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu). Bulan lalu, pemerintah telah menandatangani kontrak konstruksi untuk tol Solo-Ngawi-Kertosono pada ruas Seradan-Kertosono (37,39 km) senilai Rp3,15 triliun.
“September tanggal 28 nanti baru yang Manado-Bitung dan Balikpapan-Samarinda,” katanya, Jumat (4/9/2015).
Sementara itu, untuk ruas Cisumdawu, Hediyanto mengatakan pemerintah akan menandatangani kontraknya sekitar awal pekan depan.
Hediyanto mengungkapkan bahwa selama ini masalah yang dihadapi dari proyek yang mendandalkan pinjaman dari China adalah lambatnya proses persetujuan pinjaman atau loan agreement.
Proses loan agreement selama ini dapat memakan waktu lebih dari enam bulan. Bila demikian, Hediyanto mengkuatirkan pembayaran uang muka proyek-proyek tol ini nantinya tidak dapat dilakukan.
“Kita ingin potong waktunya dua setengah bulan saja. Kalau tidak begitu, repot saya,” katanya.
Adapun ruas Manado-Bitung panjangnya 39 km dengan kebutuhan investasi total Rp2,1 trilliun. Pemerintah akan memberi dukungan konstruksi sepanjang 12,5 km, yaitu pada seksi I Manado Airmadidi. Pemerintah mengandalkan pinjaman China senilai US$85 juta untuk menambah dana APBN.
Untuk ruas Balikpapan-Samarinda, total investasi mencapai Rp14,5 triliun. Pemerintah memberi dukungan konstruksi sepanjang 36 km dari total 99 km. Dukungan kontruksi tersebut akan mengandalkan dana APBD, APBN, dan pinjaman China senilai US$65 juta.
Sementara itu, untuk ruas Cisumdawu, kebutuhan investasi mencapai Rp10 triliun. Dari total 58,5 km, bagian pemerintah untuk tol ini mencapai 29,4 km. September mendatang, pemerintah akan menandatangani kontrak untuk pembangunan fase II sepanjang 10,4 km dengan nilai kontrak US$265 juta. Dari nilai tersebut, 90% mengandalkan pinjaman China dan 10% APBN.