Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanaman Cengkeh Merapi Terancam Punah

Populasi tanaman cengkih di lereng Gunung Merapi, Dusun Gading, Desa Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini semakin menyusut dan terancam punah akibat kondisi tanah berpasir pascaerupsi dan dampak kemarau panjang.
Sebelum erupsi Gunung Merapi komuditas cengkeh ini diandalkan masyarakat untuk menambah perekonomian selain ternak. /Bisnis.com
Sebelum erupsi Gunung Merapi komuditas cengkeh ini diandalkan masyarakat untuk menambah perekonomian selain ternak. /Bisnis.com

Bisnis.com, SLEMAN - Populasi tanaman cengkeh di lereng Gunung Merapi, Dusun Gading, Desa Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini semakin menyusut dan terancam punah akibat kondisi tanah berpasir pascaerupsi dan dampak kemarau panjang.

"Saat ini populasi tanaman cengkeh di Dusun Gading ini semakin menyusut, pada musim kemarau ini sekitar 50 persen tanaman cengkeh yang mati," kata Kepala Desa Glagaharjo Suroto, Senin (31/8/2015).

Menurut dia, upaya untuk kembali membudidayakan tanaman cengkeh ini juga tidak mudah, karena kondisi tanah di wilayah setempat yang saat ini cenderung berpasir akibat terjangan lahar saat erupsi Merapi pada 2010.

"Upaya untuk menanam kembali pohon cengkeh banyak yang gagal karena tanah mengandung pasir yang cukup tebal, dan ditambah lagi sumber air yang berkurang," katanya.

Sebelum erupsi Gunung Merapi komuditas cengkeh ini diandalkan masyarakat untuk menambah perekonomian selain ternak.

"Namun dengan kondisi tanaman yang banyak mati ini maka pendapatan dari cengkeh juga berkurang banyak, sehingga masyarakat juga harus mencari alternatif lain untuk tambahan pendapatan," katanya.

Petani cengkeh Dusun Gading Marno Suyanto mengatakan lebih dari 50% dari sekitar 100 pohon cengkeh miliknya mati akibat kondisi tanah berpasir dan berkurangnya sumber air di musim kemarau ini.

"Kami memang sudah melakukan pembudidayaan kembali, namun proses pembibitan baru yang dilakukan masih harus menunggu 10 tahun lagi untuk bisa dinikmati hasilnya," katanya.

Menurut dia, akibat kondisi seperti ini, dirinya hanya memanfaatkan separuh pohon cengkeh yang tersisa dengan hasil panen yang juga kurang memuaskan.

"Saat ini hasil panen paling banyak hanya sekitar empat kuintal, jauh dari sebelumnya yang bisa mencapai enam hingga 10 kuital cengkeh setiap kali panen," katanya.

Ia mengatakan untuk mengembalikan kondisi tanah agar tanaman cengkeh dapat dilakukan pembibitan kembali dibutuhkan dana yang tidak sedikit. "Saat ini ada beberapa petani yang beralih menanam kopi dan beberapa lainnya memilih berternak sapi," katanya.

Kepala Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman Heri Suprapto mengatakan lahan cengkeh di wilayahnya saat ini telah berkurang lebih dari 75% akibat terdampak erupsi Merapi 2010.

"Dulu tanaman cengkeh dibudidayakan masyarakat di Dusun Kaliadem, Batur dan Pager Jurang. Namun akibat terdampak erupsi Merapi hampir semua tanaman cengkeh mati. Saat ini tinggal sebagian kecil di Batur dan Pager Jurang," katanya.

Ia mengatakan untuk kembali menanam cengkeh dibutuhkan biaya tidak sedikit, sehingga warga memilih mencari pekerjaan lain. seperti menjadi penambang pasir atau beternak untuk mencukupi kebutuhannya.

"Untuk kembali merawat pohon cengkeh biaya terlalu mahal dan kondisi tanah tidak memungkinkan karena berpasir," katanya. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper