Bisnis.com, JAKARTA –Ketua Klaster Paku dan Kawat Asosiasi Besi dan Baja Indonesia (IISIA) Ario Setiantoro menyebutkan penerapan safeguard untuk baja wire rod telah mencapai titik kompromi antara industri hulu dan hilir.
Kompromi yang dimaksud, lanjutnya, terutama terkait masalah teknis yaitu produk dengan kualitas tinggi yang belum bisa diproduksi oleh hulu industri di dalam negeri yaitu wire rod high carbon dan cold heading quality (CHQ).
Melalui negosiasi dengan pemerintah, telah disepakati adanya pengecualian spesifikasi baik dari tingkatan maupun ukurannya, sehingga perusahaan yang membutuhkan wire road dengan kualitas tersebut, masih diperbolehkan impor.
Sedangkan perusahaan yang membutuhkan wire rod low carbon yang sudah dapat diproduksi secara domestik, mau tidak mau harus membeli dari dalam negeri.
Menurutnya, saat ini masih ada ketimpangan antara supply dan demand antara hulu dan hilir di Indonesia.
“Kebutuhan kami di hilir 2,5 juta ton, sementara hulu hanya sanggup pasok 1,5 juta ton. Ada ketimpangan 1 juta ton tiap tahun,” kata Ario.
Ario menilai, untuk melindungi industri di dalam negeri, pemerintah harus melakukan safeguard secara terintegrasi.
Tidak hanya untuk produk hulu, melainkan juga safeguard untuk produk hilir.
Menurutnya, akan percuma jika pemerintah hanya melakukan pengamanan perdagangan pada produk hilirnya saja, karena ada kemungkinan negara pemasok akan menyerang produk hilir setelah produk hulu dilakukan safeguard.
“Kita harus lihat big picture, dampaknya. Pasar Indonesia akan dibanjiri oleh produk impor. Kalau kami (hilir) yang diserang, kami juga tidak akan sanggup beli bahan baku di hulu. Hulu mati juga. Pengamanan perdagangan harus komprehensif,” urainya.
Sebelumnya, lanjut Ario, pemerintah pernah melakukan upaya safeguard produk hilir pada lima tahun lalu.
Setelah masa berlaku safeguard tersebut habis setelah tiga tahun, ternyata China justru membanjiri produk hulu baja wire rod di Indonesia.
Ada kekhawatiran hal yang sama akan terjadi jika pemerintah hanya melakukan safeguard pada produk hulu untuk saat ini.
“Kami juga sedang mengajukan agar produk hilirnya juga di-safeguard," ujar Ario.