Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha angkutan truk tidak khawatir menurunnya pangsa pasar dengan hadirnya kereta yang masuk ke area bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengatakan volume barang yang bisa diangkut oleh gerbong kereta hanya berkisar 10%-13% dari total jumlah kontainer di pelabuhan.
Menurutnya, kereta pengangkut logistik itu tetap tidak bisa melayani barang dari pabrik langsung menuju Pelabuhan Tanjung Priok sehingga truk masih menjadi pilihan. Namun, dia menilai pembangunan jalur kereta di perlintasan sebidang justru akan menambah kemacetan.
"Kalau dia [pemerintah] bikin [jalur kereta] di atas tanah atau di bawah tanah, itu mungkin bisa mengurangi kemacetan. Tapi kalau lintasannya memotong jalan raya itu menambah kemacetan," katanya.
Dia menyampaikan bahwa kemacetan yang terjadi menuju dan keluar pelabuhan telah menurunkan produktivitas angkutan truk. Pada kondisi ramai, truk yang datang dari Pelabuhan Tanjung Priok yang melintasi Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta di Cikunir harus menghabiskan waktu lebih dari dua jam.
Dia menerangkan bahwa untuk menempuh jarak 50 km dari Priok membutuhkan waktu 20 jam sehingga produktivitas angkutan barang anjlok lebih dari 50%.
"Penurunan daripada waktu untuk jarak 50 km dari Priok pada 5-10 tahun lalu truk kalau mau mutar barang impor nganter sampai balik lagi ke garasi itu kira-kira 8 jam," jelasnya.