Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Andalan Pertumbuhan, Timing Belanja Pemerintah Harus Tepat

Setelah melambat di level 4,7% paruh pertama tahun ini, peluang pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari tahun lalu sangat kecil apalagi jika penyerapan belanja modal pemerintah tidak segera dilakukan pada kuartal III.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2011-2015. / Bisnis
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2011-2015. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah melambat di level 4,7% paruh pertama tahun ini, peluang pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari tahun lalu sangat kecil apalagi jika penyerapan belanja modal pemerintah tidak segera dilakukan pada kuartal III.

Atas capaian laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) hingga semester I/2015, Kepala Ekonom PT BCA Tbk. David Sumual memproyeksikan realisasi semester II ada di kisaran 5%-5,3% kendati pemerintah mensinyalkan akan akselerasi penyerapan belanja modal hingga 85%.

“Artinya, tahun ini proyeksinya ada di kisaran 4,8% hingga 5%,” ujarnya.

Menurutnya, peluang pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5% masih bisa dimungkinkan jika mayoritas belanja modal dilakukan pada kuartal III karena akan memberikan efek berganda (multiplier effect) pada perekonomian.

Sebaliknya, apabila penyerapan belanja modal menumpuk pada kuartal IV, langkah tersebut tidak akan memberikan stimulus fiskal yang kuat. Akibatnya, peluang untuk mencapai laju pertumbuhan PDB 5,01% seperti tahun lalu sangat kecil.

Lebih jauh David mengimbau agar pemerintah mampu mengambil kebijakan yang strategis untuk mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru, terutama dari aspek penambahan negara mitra dagang utama di tengah perlambatan ekonomi global. Apalagi, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan masih akan melambat.

Andry Asmoro, ekonom PT Bank Mandiri Tbk. juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini ada di kisaran 4,8%-5%. Senada dengan David, kisaran proyeksi tersebut dapat dicapai dengan syarat utama waktu eksekusi belanja modal – yang menjadi tumpuan penggerak perekonomian tahun ini – dilakukan mulai Agustus. 

“Jadi implementasinya harus benar-benar ada dimulai Agustus ini,” tuturnya.

Selain itu, pemerintah diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat kendati risiko pelemahan masih besar terjadi sejalan dengan kondisi ekonomi global masih belum akan tenang. Selain pertumbuhan China yang masih melambat, harga komoditas pun terus melemah.

Menurutnya, dari sisi pemerintah sebenarnya sudah ada upaya untuk menjaga daya beli dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Semua stimulus, lanjutnya, juga sudah dirancang. Akan tetapi, pasar masih menunggu eksekusi belanja benar-benar terjadi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper