Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gas CO2 Field Subang Makin Diminati

Permintaan terhadap gas karbon dioksida (CO2) hasil pemurnian yang dilakukan PT Pertamina EP Field Subang terus meningkat. Namun demikian, tingginya peminat ini tidak sejalan dengan jumlah gas CO2 yang dimanfaatkan serta jumlah konsumen, mengingat proses jual beli tidak bisa dilakukan oleh anak perusahaan PT Pertamina (Persero) itu.
Gas CO2/ilustrasi
Gas CO2/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan terhadap gas karbon dioksida (CO2) hasil pemurnian yang dilakukan PT Pertamina EP Field Subang terus meningkat.

Namun demikian, tingginya peminat ini tidak sejalan dengan jumlah gas CO2 yang dimanfaatkan serta jumlah konsumen, mengingat proses jual beli tidak bisa dilakukan oleh anak perusahaan PT Pertamina (Persero) itu.

“Permintaan terhadap gas CO2 hasil pemurnian di Field Subang terus meningkat, dan beberapa pembeli baru sudah menunjukkan minat mereka. Tetapi kita belum bisa memenuhi [karena] masih harus menunggu proses yang dilakukan oleh pusat [PT Pertamina],” ujar Defrian Basya, Field Manager PT Pertamina EP Field Subang, melalui keterangan resminya yang diterima Bisnis, Minggu (9/8/2015) malam.

Dia menjelaskan Pertamina EP hanya memproduksi saja, sedangkan urusan penjualan merupakan kewenangan persero. Sejauh ini, konsumen gas CO2 hasil pemurnian dari Field Subang masih PT Samator dan juga PT Aneka Gas Industri (AGI).

Kapasitas gas CO2 untuk PT Samator, terangnya, sebesar 1,5 MMscfd dan untuk AGI sebesar 0,5 MMscfd. Gas CO2 untuk Samator dihasilkan dari stasiun pengumpul lapangan Cilamaya, sedangkan untuk AGI diperoleh dari kegiatan pemurnian gas CO2 di stasiun pengumpul lapangan Subang.

Menurut dia, selain PT Samator dan AGI, beberapa perusahaan lain sudah menyatakan keinginannya untuk membeli gas CO2 dari Field Subang. Saat ini, tengah dilakukan proses administrasi dan legal yang dilakukan oleh pihak PT Pertamina (Persero).

Defrian berharap semua proses legalisasi dan adiministrasi tersebut bisa diselesaikan dalam waktu dekat, sehingga nilai tambah dari kegiatan pengurangan emisi gas CO2 di Field Subang bisa terus bertambah.

Dia menjelaskan pihaknya menggunakan teknologi pemurnian gas CO2 (CO2 removal) mengingat produksi gas yang dihasilkan dari Field Subang rerata mengandung 20% CO2. Jika tetap diproduksi tidak akan ada yang membeli karena sesuai dengan regulasi, gas yang boleh diproduksi dan diniagakan yakni yang memiliki kandungan CO2 kurang dari 10%.

Di sisi lain, kandungan gas CO2 di Field Subang khususnya dari lapangan Cilamaya sekitar 40% dan untuk lapangan Subang sekitar 23%.

“Kalau tidak ada teknologi pemurnian CO2, maka tidak akan ada Field Subang. Setelah menggunakan CO2 removal, turun menjadi 5 persen,” jelasnya lagi.

Pembangunan teknologi pemurnian CO2 ini pertama kali dilakukan pada 15 tahun lalu di lapangan Cilamaya. Selanjutnya, tiga tahun kemudian baru Lapangan Subang dibangun.

Dari pembangunan CO2 removal tersebut, gas CO2 yang dimurnikan dari lapangan Cilamaya mulai dijual pada 2005 ke PT Samator. Sementara itu, CO2 removal dari lapangan Subang mulai dikomersialkan pada 2013 ke AGI.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper