Bisnis.com, JAKARTA- Presiden Mesir, Abdel Fattah Al Sisi meresmikan proyek prestisius New Suez Canal yang diharapkan bisa mendulang pendapatan hingga US$12,3 miliar atau US$166 Triliun.
New Suez Canal merupakan proyek perluasan Terusan Suez yang memungkinkan lalulintas kapal dilakukan dari dua arah, baik dari Laut Tengah di Utara maupun dari Laut Merah di Selatan.
Laksamana Mohab Mameesh, Ketua Suez Canal Authority, mengatakan sejumlah kapal telah melakukan percobaan di kanal yang baru dalam dua minggu terakhir.
"Ini sangat membanggakan bagi masyarakat Mesir, kami mencapai hal yang nyaris mustahil untuk membuat mimpi ini menjadi kenyataan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima bisnis.com, Jumat (7/8/2015).
Dalam rencana awal, pembangunan New Suez Canal diperkirakan memakan waktu 3 tahun. Namun, proyek ini bisa rampung hanya dalam waktu satu tahun. Untuk mendanai proyek ini, Pemerintah Mesir menjual saham kepada masyarakat Mesir dan berhasil meraup dana US8,5 miliar atau Rp110,5 triliun (kurs Rp13.000 per dolar AS).
Pengerjaan proyek ini melibatkan 43.000 pekerja. Kontruksi pembangunan telah berhasil menggali 250 juta meter kubik dengan estimasi biaya mencapai US$550 juta atau sekitar Rp7 triliun. Penggalian menghasilkan terusan baru sepanjang 35 km dan kedalaman 24 meter.
Mameesh mengatakan, lalu lintas kapal diharapkan naik 50% setelah pembukaan terusan baru. Dia menambahkan, volume harian diestimasi meningkat menjadi 97 kapal dari sebelumnya 49 kapal. Waktu transit kapal juga diprediksi berkurang delapan jam.
SCA menyebut, New Suez Canal akan menyediakan akses bagi 1,6 miliar pelanggan di seluruh dunia. Dalam jangka panjang proyek ini juga diharapkan mendatangkan banyak investasi dan lapangan kerja di Mesir.