Bisnis.com, SAMPIT - Isu kebakaran hutan dan lahan membuat perusahaan pemilik kelapa sawit mendapat perhatian khusus.
Di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Badan Lingkungan Hidup menyurati perusahaan besar swasta, khususnya perkebunan kelapa sawit untuk tidak membakar lahan dan mencegah kebakaran lahan.
"Kami sudah menyampaikan imbauan ke perusahaan agar berhati-hati dan tidak membakar lahan. setiap tahun rutin mereka kami surati. Ini untuk mengingatkan dan meningkatkan kemewaspadaan," kata Kepala BLH Kotim, Suparman di Sampit, Jumat (31/7/2015).
Dia mengimbau semua pihak meningkatkan kewaspadaan karena berkurangnya intensitas hujan membuat potensi kebakaran lahan makin meningkat.
Masyarakat diminta tidak membakar lahan karena rawan dan bisa menyebabkan kebakaran tidak terkendali.
BLH rutin memantau perkembangan titik panas atau hot spot setiap hari.
Hasil pantauan satelit tersebut kemudian diinformasikan ke sejumlah pihak sebagai bahan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran lahan.
Disinggung tentang kualitas udara, Suparman mengakui pihaknya belum bisa memantau secara rinci.
Keterbatasan fasilitas membuat pihaknya hanya melakukan pemantauan kualitas udara secara manual dengan melihat kondisi asap.
"Kita belum punya alat indeks standar pencemar udara (ISPU) karena harganya mahal. Yang kita perlukan itu bukan alatnya, tetapi menyadarkan sumbernya supaya tidak membakar sembarangan. Kalau alat itu cuma untuk memantau," tegas Suparman.
Sementara itu, kebakaran lahan mulai terjadi di sejumlah lokasi. Tidak hanya di kawasan kota, tetapi juga di kecamatan-kecamatan luar kota.
"Di tempat kami juga mulai ada kebakaran lahan, padahal saat ini sumber air semakin sulit akibat kekeringan," kata Camat Teluk Sampit, Syamsurijal.
Pemerintah daerah meminta masyarakat peduli dan membantu mencegah terjadinya kebakaran lahan.
Tim pemadam kebakaran di tingkat desa dan kelurahan juga perlu diaktifkan kembali untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan.