Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Hampir Rp13.500, Gubernur BI: Kita Enggak Perlu Khawatir

Bank Indonesia menegaskan kondisi nilai tukar rupiah Indonesia saat ini dalam keadaan yang baik. Pagi tadi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka di kisaran Rp13.466, melemah dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp13.440.
Gubernur Bank Indonesia, Agus Marto Wardjojo. /Antara
Gubernur Bank Indonesia, Agus Marto Wardjojo. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menegaskan kondisi nilai tukar rupiah Indonesia saat ini dalam keadaan yang baik.

Pagi tadi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka di kisaran Rp13.466, melemah dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp13.440.

"Kondisi nilai tukar Indonesia semua dalam keadaan baik. Kita enggak perlu khawatir dengan nilai tukar Indonesia," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo seusai silahturahmi di Gedung OJK, Senin (27/7/2015).

Nilai tukar rupiah yang melemah merupakan dampak dari kondisi eksternal yakni perekonomian di Amerika Serikat yang terus mengalami perbaikan, walaupun tidak sesuai dengan prediksi.

"Selain itu ada statement Gubernur The Fed bahwa Fed Fund Rate akan meningkat sehingga dolar AS menguat dan mata uang negara lain terpengaruh," katanya.

Agus menuturkan hal itulah yang berdampak pada perekonomian dunia tidak hanya terjadi pada Indonesia saja.

Menurutnya, kondisi dunia lain yang perlu diperhatikan adalah China. Ekonomi China selama 20 tahun bertumbuh di atas 10%, namun selama tiga tahun terakhir terkoreksi turun dan bahkan diperkirakan menjadi 6,8% pada 2015.

Namun, kondisi ekonomi China yang mulai stabil tersebut dikejutkan dengan pasar modal China yang mengalami penurunan sampai 30%. "Hal ini tidak berpengaruh langsung ke Indonesia tetapi berpengaruh terhadap confidence masyarakat dunia bahwa di dunia sedang terjadi ketidakpastian," ucap Agus.

Selain kondisi ekonomi China yang melemah, ekonomi dunia pun mengalami koreksi.

Ekonomi dunia diprediksi tumbuh 4% tetapi mengalami koreksi dari 3,8% menjadi 3,5%.

"Bulan lalu diperkirakan ekonomi dunia 3,39%, ternyata malah prediksi 3,3%. Jadi lebih rendah daripada tahun lalu 3,4%. Nah hal ini berpengaruh juga kepada dunia termasuk Indonesia. Namun, untuk Indonesia saya melihat bahwa terjadi perbaikan kondisi Indonesia," tuturnya.

Dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah, Bank Sentral berjanji akan selalu berada di pasar agar volatilitas berada dalam batas yang sehat dan kepercayaan masyarakat pun juga terjaga.

"Kami pesan bahwa selain kebijakan utama BI, BI juga meminta masyarakat untuk menjaga kedaulatan nilai tukar rupiah agar semua pembayaran transaksi di NKRI menggunakan rupiah. Hal ini akan membuat ekonomi kita lebih mempunyai stabilitas yang baik," ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper