Bisnis.com, BANDUNG - Produksi ikan tawar di Waduk Cirata di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) Jawa Barat mengalami penurunan produksi hingga 50%.
Penurunan produksi karena seluruh petak kolam ikan para petani tertutupi tumbuhan eceng gondok atau gulma.
Ketua Masyarakat Peduli Cirata Asep Sulaiman mengatakan keberadaan gulma yang menumpuk di sekitar kolam menyebabkan petani kesulitan memberikan pakan terhadap ikan. Selain itu, pasokan oksigen bagi ikan pun menjadi sulit didapat karena kondisi air yang tertumpuk gulma.
"Sebelumnya dalam setahun kami bisa empat kali panen, dengan adanya eceng gondok ini kami paling tinggi hanya bisa panen dua kali dalam setahun," katanya, Jumat (24/7/2015).
Asep menyebutkan eceng gondok paling tinggi menyerang petak kolam petani yang ada di KBB ketimbang daerah lainnya seperti Purwakarta atau Cianjur. Pasalnya, KBB menjadi daerah terakhir tiupan arah angin yang membawa tumbuhan tersebut.
Saat ini di KBB terdapat 1.400 petani yang mengelola 25.000 petak kolam ikan baik mas maupun nila. Sedangkan mengenai harga sendiri, sebenarnya sedang bagus berkisar Rp20.000/kg.
"Tapi, harga yang tinggi ini terjadi karena memang ikan sulit didapat. Makanya, setelah lebaran ini kami berencana untuk mengangkut eceng gondok secara manual saja," ujarnya.
Dia menjelaskan tumbuh suburnya gulma di Waduk Cirata ini tidak terpengaruh oleh musim. Dengan kata lain, tanaman parasit bagi petani ikan ini bisa tumbuh kapan saja. Terlebih, tingginya sedimentasi di Sungai Citarum.
"Kami sudah meminta bantuan kepada sejumlah instansi agar ada solusi dalam mengatasi eceng gondok ini, tapi masih belum ada jawaban. Baru satu yang merespons itu pun belum jelas realisasinya akan seperti apa," paparnya.
Kendati demikian, untuk solusinya sementara, para petani hanya menggunakan cara konvensional menanggulangi hama gulma itu. Caranya dengan diangkat lalu dibakar.
“Walau begitu, petani lebih mengharapkan produksi ikan stabil.”