Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden meyakini krisis Yunani tak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian domestik, juga terhadap pergerakan nilai tukar rupiah.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla menanggapi perkembangan kondisi utang negara para dewa itu yang turut mengguncang perekonomian Eropa, bahkan ekonomi global.
“[Krisis Yunani] tidak banyak dampaknya. Kan dampaknya diubah, dampak totalnya pasti ada tapi tidak banyak,” ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Selasa (7/7/2015).
Terkait nilai tukar rupiah yang terus mengalami pelemahan dalam beberapa pekan terakhir, JK, sapaan akrabnya, membantah hal itu terjadi akibat pengaruh krisis Yunani yang semakin kronis.
“Sebelum ada krisis, Yunani kan sudah turun juga,”katanya.
Referendum Yunani membuat situasi moneter di Eropa semakin tidak pasti. Kondisi tersebut meningkatkan volatilitas pasar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Hasil referendum menguatkan posisi pemerintah Perdana Menteri Alexis Tsipras yang berkukuh meminta pengurangan syarat penghematan dalam paket dana talangan Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB), Komisi Eropa, dan IMF.
Ekonom menilai dampak Yunani ke Indonesia menular melalui sentimen pasar global. Gejolak ekonomi dari Yunani masih akan berlanjut karena rasa percaya diri yang minim antara pihak kreditor dan pemerintah Yunani.