Bisnis.com, SAMARINDA - Petani tanaman pangan, hortikultura, dan perikanan di Kalimantan Timur masih rugi akibat adanya penurunan daya beli.
Kepala BPS Kaltim Aden Gultom mengatakan hal ini tercermin dalam nilai tukar petani (NTP) Provinsi Kaltim pada Juni 2015 yang tercatat 97,66, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 98,66.
“Ini artinya petani alami defisit atau penurunan daya beli karena kenaikan penerimaan hasil produksi lebih kecil dibanding kenaikan harga produksi dan kebutuhan rumah tangga,” ujarnya, Kamis (2/7/2015).
NTP subsektor yang mengalami defisit, yakni NTP tanaman pangan sebesar 94,95, NTP hortikultura 92,40 dan NTP perikanan sebesar 98,05. Sementara itu, NTP peternakan dan NTP perkebunan rakyat masih surplus masing-masing 102,11 dan 100,98.
“Inilah menyebabkan orang banyak tidak tertarik bertanam tanaman pangan di Kalimantan. Mereka senang masuk ke kebun sawit atau pertambangan yang dulu dibanggakan,” katanya.
Walaupun secara nasional NTP naik, hanya dua sub sektor NTP perikanan dan hortikultura yang naik meski masih di bawah 100. Ada dua hal NTP provinsi Kaltim turun, yakni produksi tanaman menurun tetapi petani membeli barang lain terjadi inflasi lebih besar.