Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daya Beli Konsumen Anjlok, Petani di Kaltim Rugi

Petani tanaman pangan, hortikultura, dan perikanan di Kalimantan Timur masih rugi akibat adanya penurunan daya beli.
Petani memanen buah nanas di lereng Gunung Kelud, Desa Sugih Waras, Kediri, Jawa Timur, Kamis (21/5). Buah nanas yang akan didistribusi ke sejumlah daerah di Pulau Jawa tersebut mengalami penurunan harga ditingkat petani dari harga normal Rp2 ribu menjadi Rp1.000 per buah karena panen yang bersamaan dengan buah lain./Antara-Budi Candra Setya
Petani memanen buah nanas di lereng Gunung Kelud, Desa Sugih Waras, Kediri, Jawa Timur, Kamis (21/5). Buah nanas yang akan didistribusi ke sejumlah daerah di Pulau Jawa tersebut mengalami penurunan harga ditingkat petani dari harga normal Rp2 ribu menjadi Rp1.000 per buah karena panen yang bersamaan dengan buah lain./Antara-Budi Candra Setya

Bisnis.com, SAMARINDA - Petani tanaman pangan, hortikultura, dan perikanan di Kalimantan Timur masih rugi akibat adanya penurunan daya beli.

Kepala BPS Kaltim Aden Gultom mengatakan hal ini tercermin dalam nilai tukar petani (NTP) Provinsi Kaltim pada Juni 2015 yang tercatat 97,66, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 98,66.

“Ini artinya petani alami defisit atau penurunan daya beli karena kenaikan penerimaan hasil produksi lebih kecil dibanding kenaikan harga produksi dan kebutuhan rumah tangga,” ujarnya, Kamis (2/7/2015).

NTP subsektor yang mengalami defisit, yakni NTP tanaman pangan sebesar 94,95, NTP hortikultura 92,40 dan NTP perikanan sebesar 98,05. Sementara itu, NTP peternakan dan NTP perkebunan rakyat masih surplus masing-masing 102,11 dan 100,98.

“Inilah menyebabkan orang banyak tidak tertarik bertanam tanaman pangan di Kalimantan. Mereka senang masuk ke kebun sawit atau pertambangan yang dulu dibanggakan,” katanya.

Walaupun secara nasional NTP naik, hanya dua sub sektor NTP perikanan dan hortikultura yang naik meski masih di bawah 100. Ada dua hal NTP provinsi Kaltim turun, yakni produksi tanaman menurun tetapi petani membeli barang lain terjadi inflasi lebih besar.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Yamin
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper