Bisnis.com, MAKASSAR - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengestimasi industri jasa logistik di wilayah timur Indonesia dalam tiga tahun ke depan bakal tumbuh 12%.
Ketua ALI Zaldi Mashita menuturkan kondisi tersebut bisa tercapai seiring dengan sejumlah rencana pengembangan infrastruktur logistik terkhsus laut di wilayah timur.
Menurutnya, estimasi tersebut berpotensi lebih tinggi lagi jika pemerintah secara optimal menopang pengembangan infastruktur pelabuhan di kawasan timur Indonesia.
"Dalam 3 hingga 5 tahun ke depan bisnis logisitik di timur ini kita harapkan 8% hingga 12%," katanya kepada Bisnis.com, Jumat (26/6/2015).
Secara terperinci, Zaldy mendorong pemerintah memberikan dukungan penuh kepada Pelindo IV lantaran kecenderungan di wilayah timur lebih mengarah ke pendekatan ship promote the trade.
Dukungan paling rill yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah mempercepat pula pembangunan kawasan ataupun pusat-pusat industri di timur sejalan dengan pembangunan pelabuhan yang tengah dilakukan Pelindo IV.
"Pelindo IV beda dengan Pelindo lainnya yang lebih banyak ship follow the trade. Apalagi tantangan Pelindo IV cukup berat sebenarnya, salah satunya muatan balik yang relatif rendah," papar Zaldy.
Dia mencontohkan saat pengiriman barang dari barat ke timur, muatan kapal bisa mencapai 80%-90%, tetapi ketika balik hanya memiliki load 20%-30% yang selanjutnya bakal memicu inefisiensi dan pembengkakan ongkos logistik.
Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, pemerintah juga perlu memberikan subsidi untuk kontainer kosong dari timur ke barat, sembari membangun pusat industri di wilayah timur.
Secara keseluruhan, langkah pembangunan dan pengembangan pelabuhan oleh Pelindo IV tidak akan efektif memangkas ongkos logistik di timur jika tidak diikuti dengan pembangunan kawasan industri oleh pemerintah pusat.
"Fasilitas kawasan industri di pelabuhan-pelabuhan kelolaan Pelindo IV adalah suatu keharusan jika pemerintah serius memangkas ongkos logistik maupun memaksimalkan program Tol Laut-nya," ucap Zaldy.