Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Sawit Minta Harga CPO Dinaikkan

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia atau Apkasindo mengusulkan ke Pemerintah perlunya dinaikkan ambang batas harga crude palm oil atau CPO sebagai harga patokan menjadi paling rendah US$900 per ton.
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia atau Apkasindo mengusulkan ke Pemerintah perlunya dinaikkan ambang batas harga crude palm oil atau CPO sebagai harga patokan menjadi paling rendah US$900  per ton./JIBI
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia atau Apkasindo mengusulkan ke Pemerintah perlunya dinaikkan ambang batas harga crude palm oil atau CPO sebagai harga patokan menjadi paling rendah US$900 per ton./JIBI

Bisnis.com, MEDAN -  Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia atau Apkasindo mengusulkan ke Pemerintah perlunya dinaikkan ambang batas harga crude palm oil atau CPO sebagai harga patokan menjadi paling rendah US$900  per ton.

"Tujuannya agar pengusaha jangan mudah sekali kena kutipan ganda yakni BK (bea keluar) dan dana perkebunan sawit CPO atau 'CPO Supporting Fund)/CSF yang bisa berdampak kerugian kepada petani," kata Ketua Umum Apkasindo Anizar Simanjuntak di Medan, Kamis (25/6/2015).

Menurut dia, surat usulan peningkatan batasan ambang batas harga CPO sebagai harga patokan dari US$750  menjadi paling rendah US$900  per ton akan disampaikan ke Kementerian Keuangan.

Anizar mengatakan, banyaknya beban kepada pengusaha sawit otomatis akan dibebankan eksportir kepada petani.

Harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani bisa akan semakin tertekan.

Padahal dengan harga jual dewasa ini saja sekitar Rp1.000an per kg, sebagian besar petani masih mengalami kesulitan khususnya dalam peremajaan tanaman tuanya.

"Tidak dipungkiri, Apkasindo menaruh harapan besar agar CSF bisa membangkitkan petani sawit karena rencananya Pemerintah mengalokasikan dana perkebunan itu untuk kepentingan petani," katanya.

Anizar menegaskan, ada beberapa hal penting yang harus dilakukan pihak Pemerintah dan Pengelola Dana Perkebunan yakni mengucurkan untuk kepentingan replanting atau peremajaan.

Kemudian peningkatan mutu tanaman/produktivitas, sertifikasi lahan dan termasuk untuk mendapat sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang sudah diwajibkan yang bisa menjadi penentu harga jual.

"Apkasindo siap memberi data soal kebun petani/rakyat agar pengelola dana perkebunan bisa menjalankan program lebih efektif atau tepat sasaran," katanya.

Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun, mengaku tetap berharap Pemerintah tidak memberlakukan pungutan ganda yakni BK dan CSF yang sebesar 50 dolar AS per ton CPO.

"Seperti yang selalu saya nyatakan apabila BK dan CSF dilakukan ganda, maka akan melemahkan daya saing sawit nasional," katanya.

Kalau ekspor CPO kena BK, lalu Pemerintah juga mewajibkan CSF secara bersamaan, maka itu akan membuat biaya produksi menjadi mahal.

Biaya produksi mahal akan membuat harga ekspor CPO dan produk turunannya semakin tinggi sehingga dikhawatirkan sulit bersaing dengan negara produsen lain .

Padahal, kata Derom, era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah semakin dekat atau mulai akhir tahun ini.

Belum lagi dewasa ini, harga ekspor CPO dan produk turunannya juga sedang cenderung melemah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper