Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Ekonomi di jajaran Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK dinilai bagai ketiban pulung karena mewarisi "bom waktu" dari masa lalu.
Sementara itu, meski diwarisi empat defisit yang mengancam perekonomian nasional dari pemerintahan sebelumnya, namun sejumlah langkah yang diambil Kementerian Keuangan diyakini akan mampu melakukan terobosan untuk membangkitkan optimisme masyarakat.
Demikian dikemukakan Anggota Fraksi PDIP DPR dari Komisi XI Andreas Eddy Susetyo kepada wartawan, Selasa (16/6/2015).
Selain dibebani defisit neraca perdagangan sebesar US$6 miliar dan defisit neraca berjalan sebesar US$9,8 miliar, pemerintah mengalami defisit neraca pembayaran sebeesar US$6,6 miliar pada Q1-2013. Begitu juga dengan defisit APBN plus utang lebih dari Rp 2.100 triliun.
Menurutnya, meski dalam kondisi perekonomian yang dibebani oleh legacy “bom waktu” tersebut, pemerintah Jokowi-JK dinilai beruntung karena Kementerian Ekonomi banyak melakukan terobosan yang menumbuhkan optimisme.
“Menkeu sudah melakukan stimulus fiskal, tinggal tantangannya adalah masalah penyerapan. Dalam stimulus fiskal ini, tantangan pertama adalah akselerasi eksekusi pembelanjaan modal pemerintah secara cepat,’’ ujarnya.
Dia juga menilai positif langlah Menkeu Bambang Brodjonegoro yang terus mendorong upaya peningkatan daya beli masyarakat melalui program-program yang dapat langsung dirasakan seperti Dana Desa untuk membuka lapangan kerja.
Dia mengakui bahwa siklus ekonomi nasional saat ini memang sedang menurun akibat penurunan harga komoditas. Akibatnya, ekspor Indonesia menurun sehingga berimbas pada transaksi berjalan dan impor.
“Kondisi ekonomi global memang sedang kurang menguntungkan akibat penurunan pertumbuhan ekonomi China, karena ekonomi Amerika menguat maka ada pembalikan modal ke Amerika,” ujarnya.
Sementara itu Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi mengibaratkan para menteri perekonomian Jokowi seperti ketiban pulung, yakni orang lain yang salah bikin kebijakan, mereka yang terkena getahnya.
Senada dengan Andreas, Adhie mengaku Presiden Jokowi sudah tepat lebih memilih menteri dari kalangan profesional dalam mengatasi berbagai masalah ekonomi.