Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Handaka Santosa memberikan dukungannya terhadap rencana pemerintah untuk memperluas akses pasar bagi produk buah dan sayur yang dihasilkan oleh petani dalam negeri, termasuk di pusat perbelanjaan modern.
Menurutnya, perkembangan pusat perbelanjaan di Indonesia saat ini berjalan sangat pesat sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia. Pusat belanja saat ini memiliki peran yang sangat penting untuk memasarkan produk-produk lokal, termasuk untuk hasil-hasil pertanian.
“Ide kreatif ini bisa terus berlanjut, sehingga mungkin akan terus dilakukan di seluruh Indonesia. Peritel dan pengelola pusat perbelanjaan bisa memprioritaskan produk lokal, dengan penempatan produk sayur dan buah di depan, sementara produk impor di bagian belakang,” kata Handaka.
Untuk tahun ini, lanjut Handaka, sudah ada 15 pusat perbelanjaan yang menjadi mitra kerjasama pemerintah untuk peningkatan konsumsi buah dan sayur lokal yang terbagi dari delapan pusat belanja di kawasan DKI Jakarta, tiga pusat belanja di Provinsi Banten, dan empat pusat belanja di Provinsi Jawa Barat.
Handaka menyebutkan, saat ini pengelola pusat belanja juga bekerjasama dengan peritel di dalamnya untuk menjual produklokal. Beberapa pusat belanja teah menjual 80% produk sayur lokal termasuk organic dan hidroponik. Selain itu juga telah menjual 60% buah-buahan lokal, dan dalam displaynya bahkan menempatkan produk dalam negeri di tempat yang lebih utama dibanding produk impor.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan selain memperluas akses pasar ke pasar ritel modern, juga harus ada pembinaan kepada para petani mengenai marketing produknya, mulai dari cara meletakkan buah, dan menjaga produknya yang berkualitas. Sementara itu, pihak pengelola pasar modern juga diharapkan meningkatkan interaksinya dengan konsumen untuk mendapatkan masukan terhadap produk lokal.
“Interaksi konsumen dan produsen perlu. Jembatannya adalah para pelaku usaha. Kalau itu terjadi, maka efeknya bagus untuk para petani.”