Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MEA: Kadin Khawatir Riau Alami Lonjakan Impor Berlebihan

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau mengkhawatirkan Provinsi Riau akan mengalami fenomena lonjakan impor berlebihan saat dilaksanakannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Konsekuensi MEA 2015/asean.org
Konsekuensi MEA 2015/asean.org

Bisnis.com, PEKANBARU—Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau mengkhawatirkan Provinsi Riau akan mengalami fenomena lonjakan impor berlebihan saat dilaksanakannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Wakil Ketua Kadin Riau Bidang Percepatan Pembangunan Ekonomi Daerah dan Kerja Sama Internasional Viator Butarbutar mengatakan bahwa tanda-tanda lonjakan impor itu sudah terlihat. Pasalnya, banyak pelabuhan tikus berporasi di Pekanbaru, Dumai, Bengkalis dan Siak yang menjadi tempat masuknya barang impor ilegal.

“Belum masuk MEA, impor Riau saja susah dikontrol. Karena banyak barang impor ilegal masuk melalui pelabuhan tikus.. Bagaimana kalau perdagangan bebas saat MEA nanti. Tentu lonjakan impor bisa berlebihan,” katanya kepada Bisnis, Selasa (9/6/2015).

Kadin beserta Komisi Perlindungan Perdagangan Indonesia (KPPI) dan World Trade Organisation (WTO) akan melakukan proteksi kepada komoditas-komoditas untuk menjaga impor tetap stabil.

Hal itu juga berguna untuk menjaga keberlangsungan dan pertumbuhan usaha lokal.

Viator belum bisa menjelaskan komoditas mana saja yang menjadi perhatian.

Pihaknya kini mengawasi komoditas-komoditas apa saja yang perlu diproteksi nantinya.

“Memang, sudah ada regulasi internasional yang mengatur perdagangan bebas MEA itu. Namun, tetap saja harus diawasi. Konsumen dan pelaku usaha juga harus ikut menstabilkan kelonjakan impor saat MEA nanti,” jelasnya.

Terlebih dahulu, KPPI dan Kadin akan menggelar sosialisasi kepada pelaku usaha dan konsumen di Pekanbaru.

Acara sosialisasi itu akan dihadiri masyarakat Pekanbaru, KPPI dan Kadin akan memberikan konsultasi one on one, Kamis (11/6).

“Masyarakat harus tahu dahulu soal dampak MEA. Kita akan memberikan solusi dan memberikan konsultasi secara one on one. Kita telah mengundang 70 perusahaan,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper