Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10 Tahun Lagi, RI Punya Pembangkit Listrik "Hijau" 20.000 MW

Pemerintah menargetkan penambahan pembangkit listrik berbahan bakar energi baru dan terbarukan (renewable energy) sebanyak 20.000 megawatt dalam kurun 10 tahun mendatang.
Pembangkit listrik/Ilustrasi
Pembangkit listrik/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan penambahan pembangkit listrik berbahan bakar energi baru dan terbarukan (renewable energy) sebanyak 20.000 megawatt dalam kurun 10 tahun mendatang. 

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan lantaran tingginya kebutuhan listrik, Indonesia menggagas proyek pembangkit listrik Fast Track I dan II berkapasitas 10.000 MW sejak 2004. Seluruh pembangkit yang dibangun berbahan bakar batu bara. 

"Tentu batu bara tidak butuh penelitian panjang dan biaya besar. Namun, dengan baik green energy harus berjalan lebih cepat dan tertata," ujarnya dalam Indonesia Green Infrastructure Summit 2015, Selasa (9/6/2015). 

JK memaparkan saat ini kapasitas pembangkit listrik yang terpasang mencapai 52.000 MW. Struktur energi (energy mix) pada pembangkit listrik tersebut, yakni 52% batu bara, 24% gas, 12% BBM, dan 12% renewable energy, seperti air dan geothermal. 

"Sepuluh tahun mendatang kira-kira 120.000 MW, maka renewable energy haruslah mencapai 30.000 MW tersendiri yang sekarang baru 12%, dibutuhkan 20.000 MW dalam 10 tahun mendatang," tutur Kalla. 

Pemerintah berharap investasi energi hijau dapat meningkat. Menurut Wapres, momentum ini merupakan kesempatan bagi pengusaha domestik untuk menggarap proyek pembangkit listrik berbahan bakar ramah lingkungan. 

Dalam lima tahun ke depan pemerintah menggulirkan proyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW. 

Seiring dengan begulirnya proyek tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membatasi pembangkit batu bara dan mendahulukan pembangkit listrik mulut tambang. Pembangkit batu bara dibatasi berdasarkan wilayah dan membatasi ekspansi pembangkit yang sudah beroperasi. 

"Apabila seluruh Jawa dibangkitkan listrik batu bara, maka bisa-bisa Jawa seperti Shanghai dan Beijing, penuh dengan asap," imbuhnya. 

Adapun prioritas pada pembangkit listrik mulut tambang batu bara dimaksudkan untuk efiensi dari sisi pengangkutan bahan bakar dan lebih ramah lingkungan. 

"Lebih murah dan lebih gampang menarik kabel untuk membawa listrik daripada membawa batu bara," pungkasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper