Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nestle: Pasar Dalam Negeri Masih Prospektif

PT Nestle Indonesia mengatakan kendati pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini mengalami masa terberat sehingga berakibat pada perlambatan konsumsi masyarakat, secara jangka panjang pasar domestik sangat prospektif.n
Bisnis.com JAKARTA--PT Nestle Indonesia mengatakan kendati pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini mengalami masa terberat sehingga berakibat pada perlambatan konsumsi masyarakat, secara jangka panjang pasar domestik sangat prospektif.
 
Rashid A. Qureshi, Presiden Direktur PT Nestle Indonesia, mengatakan perusahaan telah memiliki empat unit pabrik dengan total tenaga kerja 3.500 jiwa dan tengah menyelesaikan satu unit tambahan untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan masyarakat Indonesia.
 
Kami masih fokus menyelesaikan pabrik senilai US$200 juta di Karawang. Kendati awal tahun ini Indonesia mengalami perlambatan ekonomi, tetapi kami yakin pada kuartal III dan IV pertumbuhan ekonomi akan kembali normal setelah belanja infrastruktur dimulai, ujarnya di Jakarta, Senin (8/6).
 
Melihat kondisi ekonomi nasional yang tertekan sepanjang kuartal I dan II/2015, menurutnya Nestle tidak dapat memprediksi pertumbuhan perusahaan sepanjang tahun ini, namun, pihaknya meyakini pertumbuhan akan sesuai dengan target perusahaan.
 
Dengan total populasi mencapai 260 juta jiwa serta berlakunya agenda masyarakat ekonomi Asean pada tahun depan, Nestle meyakini akan tercipta persaingan ketat antara produsen makanan dan minuman di dalam negeri.
 
Investasi dalam industri makanan dan minuman di Indonesia akan semakin ramai, sehingga berakibat positif dalam penyerapan tenaga kerja Indonesia. Untuk mempertahankan daya saing produk, Nestle akan terus berkontribusi terhadap produktivitas.
 
Kami bermitra dengan petani kopi dan kako Indonesia, kami mempekerjakan sekitar 50.000 orang, dibutuhkan peningkatan produktivitas produksi. Misalnya, per hektar kebun kopi di Indonesia hanya menghasilkan satu ton, sementara di Vietnam mencapai lima ton, katanya.
 
Dia mengatakan selama pemerintah terus membangun infrastruktur, maka pertumbuhan ekonomi dan konsumsi masyarakat Indonesia akan terus tumbuh.
 
Penurunan konsumsi awal tahun terjadi akibat produsen melakukan penyesuaian harga seiring dengan ongkos produksi yang naik akibat perlemahan nilai tukar rupiah dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper