Bisnis.com, JAKARTA - Pos cukai menjadi menyumbang penerimaan terbesar dai total penerimaan kepabeanan dan cukai yang mencapai Rp59,05 Triliun hingga 3 Juni 2015.
Direktur Penerimaan, Peraturan Kepabeanan dan Cukai Ditjen Bea dan Cukai (DJBC), Heru Pambudi mengatakan dari total penerimaan Rp59,05 triliun itu, pos cukai menyumbang penerimaan sebesar Rp44,6 triliun. Sebanyak Rp43,1 triliun diantaranya berasal dari cukai rokok.
Dia menjelaskan penerimaan untuk di pos bea masuk (BM) tercatat Rp12,84 triliun atau turun 0,46% dari capaian tahun lalu Rp12,9 triliun.
"Ada penurunan konsumsi impor, sehingga devisa impor per Maret 2015 sudah mengalami penurunan hingga 18,9% (year on year)," katanya Ahad (7/6).
Adapun pos penerimaan yang masih tergerus dalam yakni bea keluar (BK). Penerimaan dari BK tercatat Rp1,5 triliun atau anjlok 74,14% dari realisasi
tahun lalu, Rp5,84 triliun.
Faktor ekonomi global yang berimbas pada rendahnya harga crude palm oil (CPO), paparnya, menyebabkan pos BK ikut anjlok.
Seperti diketahui, jika harga CPO di bawah US$750 per Metrik Ton (MT), bea keluar dikenakan 0%.
"Selain itu, batasan kuota ekspor mineral mentah khususnya untuk PT Newmont Nusa Tenggara dan PT Newmont Nusa Tenggara, juga turut memberikan pengaruh," ujarnya.
BEA&CUKAI: Pos Cukai, Masih Jadi Penopang Utama Penerimaan
Pos cukai menjadi menyumbang penerimaan terbesar dai total penerimaan kepabeanan dan cukai yang mencapai Rp59,05 Triliun hingga 3 Juni 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Kurniawan A. Wicaksono
Editor : Yusran Yunus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
26 menit yang lalu