Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Jepang Rambah Sektor Properti

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengapresiasi investor Jepang yang kini merambah investasi di sektor baru seperti properti dan peternakan sapi.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani./JIBI-Dedi Gunawan
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -  Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengapresiasi investor Jepang yang kini merambah investasi di sektor baru seperti properti dan peternakan sapi.

"Investor Jepang kan biasanya lebih banyak yang investasi di otomotif dan elektronik, sekarang sudah masuk juga ke sektor lain seperti peternakan, perkapalan, properti dan rumah sakit. Ini menarik," kata Franky dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (4/6/2015).

Jepang sendiri telah menyatakan minatnya untuk membangun apartemen khusus orang lanjut usia dari negaranya yang menyasar Indonesia sebagai negara tropis untuk beristirahat di musim dingin.

Kendati masih melakukan uji kelayakan, Indonesia dinilai sebagai negara yang sesuai sebagai lokasi istirahat para lansia selain Hawaii atau Thailand.

"Tapi, mereka (investor Jepang) masih menunggu aturan soal visa di sini. Pasalnya mereka bisa menghabiskan waktu enam hingga tujuh bulan istirahat di Indonesia, tetapi visa turisnya hanya berlaku selama tiga bulan," katanya.

Lebih lanjut, Franky menjelaskan, dalam kunjungan kerja ke tiga kota di Jepang, yakni Osaka, Nagoya dan Tokyo, BKPM telah menerima beberapa minat investasi baru di beberapa sektor senilai total 1,98 miliar dolar AS.

"Ada 37 minat investasi baru atau perluasan. Sebanyak 10 rencana investasi yang sudah dapat izin prinsip dan sedang dalam proses realisasi bernilai 1,4 miliar dolar AS," katanya.

 Minat investasi Jepang jatuh pada sejumlah sektor antara lain industri besi baja, kimia, "moulding", terminal penerima LNG, barang konsumsi, apartemen, kawasan industri, peternakan sapi, otomotif, perikanan, gula, methanol dan bubur kertas.

 "Ada juga enam investor yang sudah memastikan dapat izin prinsip, tapi nilai investasinya belum. Yang begini yang akan kami terus dampingi," katanya.

 Satu hal menurut Franky yang menggembirakan dalam kunjungan kerjanya tersebut adalah antusiasme investor Jepang untuk masuk ke Indonesia dan melakukan perluasan.

 Bahkan salah satu riset JETRO menyebutkan bahwa dua dari tiga investor Jepang di Indonesia melakukan perluasan.

"Oleh karena itu, kami akan terus melakukan fasilitasi dengan dialog serta 'marketing officer'," katanya.

Minat investasi Jepang di Indonesia masih tercatat cukup tinggi. Realisasi investasi Jepang periode 2010-2015 mencapai 13,3 miliar dolar AS atau sekitar 64,5 persen dari rencana investasi di periode yang sama (hingga Maret 2015).

Sepanjang Januari - Maret 2015, investasi Jepang menempati posisi dua dengan nilai 1,2 miliar dolar AS, setelah Singapura yang menduduki peringkat teratas negara yang menanamkan modalnya di Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper