Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Banyumas Diimbau Prioritaskan Pupuk Organik

Pemerintah Kabupaten Banyumas menghimbau masyarakat tani di wilayahnya untuk lebih memprioritaskan penggunaan pupuk organik guna meningkatkan kualitas dan kualitas panen yang berkelanjutan.

Bisnis.com, PURWOKERTO—Pemerintah Kabupaten Banyumas menghimbau masyarakat tani di wilayahnya untuk lebih memprioritaskan penggunaan pupuk organik guna meningkatkan kualitas dan kualitas panen yang berkelanjutan.

Bupati Banyumas Achmad Husein meminta para petani dan seluruh pihak yang terkait di sektor tersebut untuk lebih mendorong pemanfaatan pupuk organik. Pasalnya, hingga saat ini para petani sangat bergantung pada pupuk anorganik, khususnya yang bersubdisi.

"Kami inginkan petani beralih ke pupuk organik dan tidak bergantung pada pupuk anorganik," katanya, Senin (18/5).

Ahmad menjelaskan dalam jangka panjang penggunaan pupuk anorganik akan merubah kondisi tanah. Apalagi, ungkapnya, penggunaan pupuk bersubdisi.

Menurutnya, ketergantungan petani pada jenis pupuk terbut telah terbukti memengaruhi kondisi tanah yang menjadi semakin keras. Padahal, sebelumnya tanah pertanian di Banyumas dinilai masih lembek dan dalam.

"Sekarang sudah keras dan dangkal karena penggunaan pupuk anorganik yang terus menerus. Pupuk anorganik itu ibarat obat yang memiliki efek samping, apalagi yang bersubsidi" jelasnya.

Karena itu, Ahmad menuturkan pemkab akan selalu mendukung segala langkah sosialisasi untuk mendorong masyarakat beralih ke pupuk organik.

Terpisah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Rahmat Hernowo menuturkan pihaknya juga akan mendorong intensifikasi tanaman pangan di sejumlah wilayah guna ketahanan pangan. Langkah  itu terutama akan ditempuh dengan pengenalan metode Hazton.

Dia menjelaskan teknik budidaya tersebut akan memungkinkan produktivita panen meningkat hingga dua kali lipat pada luas lahan pertanian yang sama.

“Metode penanaman ini memungkinkan  di satu lubang bisa ditanami 22-25 bibit. Jadi, lebih kepada intensifikasi,” katanya.

Pihaknya optimistis hasil produksi dari metode Hazton bisa mencapai 10 ton/ha dengan teknik budidaya dan pemilihan varietas unggul yang tepat . Pasalnya, hasil uji coba metode tersebut dengan varietas biasa saja sudah bisa menghasilkan 8,4 ton/ha. Padahal, biasanya petani hanya bisa menghasilkan rata-rata 4 ton/ha.

Di samping itu, katar Rahmat, para petani juga akan diperkenalkan dengan ilmu kewirausahaan agar mampu meningkatkan kesejahteraan. Sosialisasi dan pelatihan program wirausaha tani tersebut, ujarnya, sudah mulai dilakukan awal pekan ini dan ditujukan bagi 50 orang buruh tani di Desa Pegalongan, Kabupaten Banyumas.

Keterlibatan BI secara langsung itu, sambungnya, direalisasikan untuk mendorong peningkatan ketahanan pangan. Program tersebut, jelasnya, rencananya akan direalisasikan di empat wilayah Eks-Karesidenan Banyumas, yakni Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banjarnegara.

Rahmat menuturkan keterlibatan BI dalam upaya peningkatan ketahanan pangan itu dilakukan hanya dalam lingkup kecil. Kendati begitu, hal itu ditujukan untuk memengaruhi pelaku sektor tanaman pangan secara keseluruhan di wilayah tersebut.

Data Badan Pusat Statistik menujukkan pada 2013, pertanian masih menjadi sektor dengan kontribusi terbesar, yakni mencapai 20,86%, bagi produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Banyumas yang mencapai Rp14,23 triliun. Sektor pertanian bahkan sejak 2011 menjadi kontributor terbesar bagi PDRB Banyumas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper