Bisnis.com, JAKARTA -Setelah mencatat pertumbuhan positif sepanjang 2014, volume ekspor mesin/pesawat mekanik turun tajam sebesar 16,9% (YoY) pada kuartal I tahun 2015.
Direktur Departemen Statistik Bank Indonesia Endy Dwi Tjahyono mengatakan turunnya permintaan ekspor tersebut tidak mampu diimbangi oleh kenaikan harga sehingga nilai ekspor mesin/pesawat mekanik mengalami penurunan sebesar 12,5% (y-o-y).
"Penurunan ekspor mesin/pesawat mekanik tercatat untuk negara tujuan Jepang sebesar 15,2% (y-o-y)," ujarnya seperti yang dikutip dalam Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, Sabtu (16/5/2015).
Penurunan juga terjadi untuk negara Thailand sebesar 5,1% (YoY) dengan total pangsa 22,1% dari total ekspor mesin/pesawat mekanik.
Sementara itu, ekspor ke Singapura yang merupakan pangsa ekspor terbesar yakni 21,3% masih mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,2% (YoY.
Sebelumnya, nilai ekspor pada sepuluh komoditas utama mencatatkan pertumbuhan yang menurun sebesar 11% (YoY).
Pelemahan pertumbuhan 10 komoditas utama tersebut akibat semakin melemahnya harga komoditas sebesar 9,2% (YoY) dan penurunan permintaan ekspor 2,0% (YoY).
"Penurunan permintaan ekspor terjadi pada batubara, alat listrik, karet olahan, dan mesin/pesawat mekanik. Di sisi lain, permintaan ekspor minyak nabati, tekstil dan produk tekstil (TPT), barang dari logam tidak mulia, makanan olahan, kendaraan dan bagiannya, dan kayu olahan meningkat," kata Endy.
Seperti diketahui, ekspor non migas pada kuartal I 2015 mencapai US$33,07 miliar, lebih rendah dari periode yang sama tahun 2014 senilai US$35,82 miliar dan kuartal IV tahun 2014 yang mencapai US$36,56 miliar.