Bisnis.com, Jakarta—Menteri Perhubungan Ignasius Jonan memastikan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dapat menjalankan operasional kapal barang secara rutin (freight liner) di timur Indonesia mulai Juni tahun ini.
Lebih lanjut, dia mengatakan belum akan menarik pihak swasta untuk turut andil dalam pengoperasian kapal jadwal berjadwal dan diserahkan kepada PT Pelni. Program menghidupkan pelayaran perintis ini bertujuan menurunkan biaya logistik dimana harga barang di wilayah timur Indonesia cenderung lebih mahal daripada sebelah barat.
Sebagai contoh, ongkos pengangkutan logistik yang sangat mahal menyebabkan harga semen di pegunungan Papua bisa mencapai Rp1,5 juta per sak.
“Kita mulai Juni [kapal barang berjadwal oleh PT Pelni] dan Pelni dulu tahun ini karena ini disubsidi perintis,” katanya saat berkunjung ke redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (11/5/2015).
Sebelumnya, Kemenhub telah mengalokasikan Rp100 miliar pada APBN-Perubahan 2015 untuk mendukung aktivitas tol laut di timur Indonesia. Rencananya, kapal barang berjadwal mampu beroperasi sesuai jadwal di 25 titik rute sesuai penetapan pemerintah.