Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Indonesia akan membangun crisis center atau posko terpadu untuk mengurangi dwelling time di Tanjung Priok pada bulan ini demi mencapai target 4,7 hari.
Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby R. Mamahit mengatakan dwelling time saat ini masih di kisaran 5 harian sehingga perlu sekitar 0,3 hari lagi agar sesuai.
“Pak menteri tadi hanya meninjau tempat yang akan dipakai sebagai crisis center di pelabuhan,” ujarnya
Menurut Bobby, nantinya crisis center ini akan berlokasi di pelabuhan dan menjadi tanggung jawab Otoritas Pelabuhan.
Dalam crisis center yang sistemnya serupa dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BKPM) ini ada sekitar 16 institusi, termasuk Badan Karantina, Kementerian Perdagangan dan Kepolisian RI.
Pembentukan crisis center ini karena sebelumnya ada pengurusan izin di pelabuhan yang masih harus dilakuan ke kantor pusat institusi tersebut. Bobby menambahkan pembentukan posko terpadu ini untuk menangani masalah pre-clerance yang selama ini menjadi penyebab tingginya dwelling time.
Dirjen Perhubungan Laut mengatakan pendirian posko terpadu ini akan selesai sebelum kunjungan Presiden Joko Widodo yang dijadwalkan pada akhir bulan ini. Posko ini dibangun di ruangan VIP terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Di sisi lain, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Bay M Hasani mengatakan penyebab utama dwelling time lama adalah jam kerja di dalam pelabuhan dengan di luar pelabuhan berbeda.
Misalnya, pelabuhan beroperasi 24 jam 7 hari per minggu, namun instansi-instansi yang berada di luar pelabuhan tidak bekerja 24 jam 7 hari per minggu. Dia menerangkan sebenarnya saat ini dwelling time di Tanjung Priok sudah mencapai 4-5 hari.
Akan tetapi, angka itu tercapai apabila hanya menghitung barang di jalur hijau dan barang mitra yang jumlahnya mencapai 79%. Angka ini, ujarnya, bila digabungkan dengan barang di jalur kuning yang jumlahnya 15% dan jalur merah yang jumlahnya 6%. Oleh sebab itu, dwelling time saat ini masih mencapai 5,5 hari.
Bay menyarankan perhitungan dwelling time sebaiknya dipisahkan antara jalur hijau dengan jalur merah dan jalur kuning, guna menganalisis kepastian waktu untuk bongkar muat barang.