Bisnis.com, SURABAYA—Husky CNOOC Madura Ltd. menyatakan sepakat menjual gas hasil dari produksi Blok Madura Strait ke PT Petrokimia Gresik (Persero), yang berencana membangun pabrik amoniak-urea II.
Keputusan tersebut sejalan dengan arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui SKK Migas, yaitu agar HCML menjadi pemasok gas bagi pabrik, yang akan dibangun di kawasan sekitar pabrik amoniak PG yang sudah existing itu.
“Perjanjian jual beli gas [PJBG] ini dilakukan dengan persetujuan SKK Migas dan Pertokimia Gresik, yang sangat kooperatif selama negosiasi,” ungkap Legal & Relations Manager HCML Wahyudin Sunarya, Kamis (7/5/2015).
PJBG tersebut disepakati untuk kurun waktu 1 dekade atau 10 tahun, dengan harga US$6,5/MMBTU (million british thermal unit). Pemasokan dieskalasi sebanyak 2,5%-3% per tahunnya.
Rencananya, ucapnya, pabrik yang mulai dibangun sejak Februari itu akan mulai beroperasi pada kisaran Agustus-Oktober 2017. Kapasitas produksinya mencapai 200 ton/hari atau 669.000 ton/tahun amoniak, dan 1.725 ton/hari atau 570.000 ton/tahun pupuk urea.
Dengan adanya kepastian pasokan gas dari perairan Selat Madura itu, target penyaluran pada akhir 2017 dipastikan aman. “Kami yakin target itu bisa dipenuhi agar pabrik amonia-urea II bisa tepat waktu memenuhi kebutuhan pupuk petani.”
Sementara itu, PG menargetkan penghematan biaya pengapalan senilai US$16 juta/tahun dengan adanya kerja sama itu. Perhitungan itu dibuat berdasarkan asumsi biaya pengapalan amoniak mencapai US$40/ton dan volume impor sebesar 400.000 ton/tahun.
Direktur Utama PG Hidayat Nyakman menjelaskan pasokan gas dari Pulau Garam akan membantu memenuhi kekurangan amoniak yang selama ini masih tergantung pada suplai dari luar negeri.
“Ini adalah tindak lanjut dari arahan Kementerian ESDM melalui SKK Migas yang memutuskan PG mendapat pasokan gas 85 MMSCFD dari lapangan MDA-MBH yang dikelola kontraktor kontrak kerja sama HCML,” jelasnya.
Untuk diketahui, pabrik amoniak-urea II itu akan membutuhkan bahan baku gas sejumlah 85 kaki kubik per hari (MMSCFD), yang mana bahan baku amoniak didapatkan dari Kellog Brown and Root dan urea dari Toyo Engineering Corp.
Saat ini, PG sudah memiliki satu pabrik amoniak-urea dengan kapasitas 445.000 ton/tahun. Padahal, kebutuhan pupuk di Jatim menembus 1 juta ton/tahun. Selama ini, kekurangan pasokan masih disuplai dari impor.