Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah kesibukan Indonesia merealisasikan proyek Monorel dan LRT, Pemerintah Malaysia dan Singapura melangkah lebih maju lagi. Pada 5 Mei, kedua negara telah menentukan terminal kereta api cepat/High Speed Rail/HSR) di Jurong Timur, Singapura.
Selain itu Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan telah menyepakati sistem kerja sama Konfigurasi Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina (CIQ), frekuensi yang akan disediakan untuk operasi HSR serta lokasi depo dan beberapa fasilitas pendukung di Malaysia.
Dalam pernyataan bersama yang dilansir Kementerian Luar Negeri Singapura, Lee mengatakan lokasi terminal HSR di Jurong akan merubah wajah kota ini dan membuka peluang bagi warga negara dan pebisnis, serta mempererat hubungan warga Malaysia-Singapura.
“Singapura HSR akan berlokasi di Jurong East, yang akan terkait dengan keseluruhan rencana Singapura untuk mengubah daerah itu menjadi Central Business District kedua,” ungkap Lee dalam pernyataan bersama.
Namun, kedua pemimpin negara ini mengatakan proyek kereta cepat sepanjang 350 km tidak akan memenuhi target penyelesaiannya pada 2020 karena skala proyek tersebut yang terbilang besar dan kompleksitas masalahnya.
Kendati demikian, kedua negara tetap berkomitmen untuk menjalankan proyek HSR Kuala Lumpur-Singapura, mengingat keduanya mengklaim telah didukung oleh masyarakat global yang menanti proyek ambisius ini.
Berdasarkan penelusuran Bisnis.com, HSR Kuala Lumpur-Singapura sebelumnya ditargetkan selesai pada 2020.
Berdasarkan data Komisi Transportasi Darat Malaysia, HSR ini akan menyambungkan lima kota pesisir Malaysia dan Singapura yakni Seremban, Melaka, Muar, Batu Pahat dan Nusa Jaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
