Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2015 diprediksi hanya 4,93%, kian melambat setelah periode sama tahun lalu hanya melaju 5,16%.
Perlambatan konsumsi masyarakat setelah kontraksi ekspor dalam setahun terakhir diduga semakin mengerem laju produk domestik bruto.
Estimasi itu berdasarkan median dalam survei yang dilakukan Bloomberg terhadap 16 ekonom. Sepuluh ekonom memprediksi pertumbuhan di bawah 5%, sedangkan sisanya 5% ke atas.
Badan Pusat Statistik hari ini (5/5/2015) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2015.
"Inflasi inti relatif stabil mengikuti depresiasi nilai tukar rupiah yang mengindikasikan kelesuan daya beli konsumen," kata ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Dian Ayu Yustina.
Dian memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I/2015 sebesar 4,93%.
UBS Bank bahkan memprediksi pertumbuhan tiga bulan pertama tahun ini ke level 4,8%. Perlambatan itu konsisten dengan koreksi harga komoditas dan kondisi moneter.
"Sensitivitas sektor properti dan otomotif terhadap suku bunga mungkin dapat menjelaskan perlemahan PDB ini. Data penurunan konsumsi semen dan penjualan kendaraan memperlihatkan pertumbuhan akan melambat awal 2015," kata ekonom UBS Bank Edward Teather.
Pada saat yang sama, penurunan harga komoditas yang berlanjut tidak dapat mengangkat ekspor dari kontraksi sejak tahun lalu. Di sisi lain, pengapalan manufaktur tidak sanggup memberikan kompensasi.