Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terimpit Pungutan, Dumas Optimistis Produksi 10 Kapal

Di tengah impitan bea masuk dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% untuk mendatangkan komponen pembuatan kapal, PT Dumas Tanjung Perak Shipyard tahun ini menargetkan pembuatan kapal di atas 10 unit.
Pemerintah harus turun tangan. /Bisnis.com
Pemerintah harus turun tangan. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah impitan bea masuk dan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10% untuk mendatangkan komponen pembuatan kapal, PT Dumas Tanjung Perak Shipyard tahun ini  menargetkan pembuatan kapal di atas 10 unit.

Direktur Utama PT Dumas Tanjung Perak Shipyard Yance Gunawan mengatakan pihaknya berharap bisa membuat kapal sebanyak-banyaknya, walau di tengah impitan bea masuk yang tinggi sehingga sulit bersaing dengan negara lain.

Namun, dia optimistis dapat membuat kapal melebihi 10 unit dengan berbagai jenis kapal. Dumas menyediakan berbagai jenis kapal seperti kapal kargo, kapal feri, tug and barge, tank, kapal patrol, dan kapal keruk.

“Kalau target, kalau bisa proyek sebanyak-banyaknya. Paling tahun ini target di atas 10 unit lah untuk jenis apa saja. Kami fleksibel,” katanya, Senin (4/5/2015).

Saat ini, Dumas tengah menggarap berbagai pesanan baik dari kalangan swasta maupun pemerintah atau BUMN. Untuk mendukung itu, galangan di Sreseh, Madura, tengah dibangun di atas lahan seluas 10 hektare.

Hingga saat ini, perusahaan yang bekerjasama dengan Damen Shipyard Gorinchem asal Belanda ini telah membangun 132 kapal, dan sebanyak 399 kapal yang telah menerima sentuhan reparasi dari Dumas.

Untuk terus meningkatkan industri kapal dalam negeri, Yance berharap agar pemerintah membangun industri komponen kapal dalam negeri. “Kalau mau ya pemerintah yang harus turun tangan harus menyediakan pabrik-pabrik komponen untuk dalam negeri,” ucapnya. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Veronika Yasinta
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper