Bisnis.com, JAKARTA— Kinerja ekspor manufaktur Indonesia semakin memburuk pada April. Rupiah yang lemah tidak mampu mendorong ekspor produk manufaktur Indonesia.
HSBC Indonesia Manufacturing PMI yang diterbitkan Senin (4/5/2015) menyatakan PMI Indonesia pada April ada di posisi 46,7. Indeks PMI mengukur pertumbuhan kinerja industri manufaktur dengan angka 50 menunjukkan ekspansi.
Angka 46,7 menandakan kinerja industri manufaktur Indonesia masih dalam kondisi kontraksi pada April. Indeks manufaktur sedikit membaik dari 46,4 pada Maret.
Pollyanna de Lima, ekonom dari Markit, mengatakan data PMI April menunjukkan kerapuhan sektor industri manufaktur Indonesia.
Kinerja pabrik-pabrik di Tanah Air tertekan oleh permintaan yang lemah dari pasar dalam dan luar negeri. Permintaan baru dari pasar ekspor mengalami penurunan tertajam sepanjang survei dilakukan.
“Meski rupiah melemah, pelaku usaha kesulitan bersaing di pasar global karena harga bahan baku impor terus menanjak,” kata de Lima.
HSBC Indonesia Manufacturing PMI
Bulan | Indeks PMI |
April | 46,7 |
Maret | 46,4 |
Februari | 47,5 |
Januari | 48,5 |
Desember 2014 | 46,7 |
Sumber: Markit Economics