Bisnis.com, JAKARTA - Penetapan target swasembada lima komoditas strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019 dinilai terlalu ambisius sehingga tidak dapat dicapai dengan strategi apapun.
Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Maksum Machfoedz menilai target swasembada yang ditetapkan pemerintah tersebut pada akhirnya mengarahkan pergeseran pengelolaan pertanian kepada industri dan meninggalkan petani untuk selamanya menjadi buruh.
Pendekatan yang digunakan untuk mencapai target produksi merupakan pendekatan industrial yang cenderung menguntungkan perusahaan berskala besar.
“Pun, bahkan ketika pemerintah menggunakan pendekatan industrial sekalipun, target swasembada pangan itu tidak akan tercapai hanya dalam lima tahun masa pemerintahan Jokowi,” katanya, Selasa (28/4).
RPJMN menetapkan target produksi padi pada 2019 sebanyak 81,96 juta ton, naik 16,15% dibandingkan produksi padi pada 2014 sebanyak 70,6 juta ton.
Target pertumbuhan rata-rata dipatok pada kisaran 3,03% pertahun, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata realisasi pertumbuhan produksi padi selama sepuluh tahun terakhir yang hanya mencapai 2,70% pertahun.
Target produksi jagung pada 2019 mencapai 24,03 juta ton, naik 25,81% dibandingkan dengan produksi jagung pada 2014 sebanyak 19,1 juta ton.
Sedangkan target produksi kedelai pada 2019 ditetapkan sebanyak 2,57 juta ton, melonjak 178,44% dibandingkan dengan realisasi produksi kedelai pada 2014 sebanyak 923.000 ton.
Adapun, target produksi gula pada 2019 ditetapkan sebanyak 3,80 juta ton, melonjak 49,02% dibandingkan dengan produksi pada 2014 yang mencapai 2,55 juta ton.