Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menyatakan akan berkomitmen memastikan pelaksanaan proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) dapat memperhitungkan semua aspek terkait untuk meminimalisasi resiko berantai proyek tersebut.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago mengatakan selama ini sudah cukup banyak contoh proyek prioritas pemerintah yang sudah ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah tetapi belum dilengkapi kajian menyeluruh dari berbagai aspek.
Hasilnya, ketika hendak dieksekusi, baru terlihat bahwa proyek-proyek tersebut tidak mempertimbangkan dampak turunan dan kepentingan sosial ekonomi yang lebih luas. Proyek tersebut memang mengakomodasi kepentingan sejumlah pihak, tetapi justru berisiko dari sisi lain.
“Kita punya beberapa rencana yang seolah-olah sudah matang, tetapi setelah dilihat ternyata masih ada hal-hal yang tidak mungkin di situ,” katanya, Rabu (22/4/2015).
Untuk proyek NCICD atau giant sea wall, Andrinof mengatakan asal-usulya cukup dapat dipertanggungjawabkan karena umumnya bersal dari kalangan ahli teknik rekayasa tata air. Namun demikian, sebagai sebuah proyek publik, menurutnya tidak cukup hanya mengandalkan kajian dari satu aspek.
Untuk itu, menurutnya pemerintah akan memastikan bahwa ketika proyek tersebut dilaksanakan, hasil kajian menyeluruh telah tersedia dan secara realistis dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan semua tantangan yang ada.
“Karena yang ideal adalah bagaimana supaya fungsi pertumbuhan ekonomi tetap berjalan, fungsi pelayanan publik meningkat, dan keseimbangan ekosistem terjaga, bukan jadi semakin tidak seimbang,” katanya.
Pemerintah menurutnya akan memberi waktu lebih panjang lagi untuk melakukan kajian menyeluruh terhadap proyek tersebut. Andrinof tidak merinci berapa lama waktu yang dibutuhkan, tetapi dirinya memastikan proyek hanya akan berjalan bila kajian benar-benar telah lengkap.
Pekan lalu, pemerintah baru saja menandatangani kesepakatan kerja sama bersama Belanda dan Korea untuk turut terlibat dalam merancang masterplan dan detail data pendukung NCICD. Kedua negara tersebut terbukti telah berpengalaman dalam penanganan masalah rekayasa tata air.
Andrinof mengatakan pihaknya terbuka terhadap segala masukan dari kalangan ahli dan akademisi dari lintas sektor untuk menanggapi berbagai tantangan dalam pembangunan NCICD.
“Kita tidak ingin lagi sesuatu yang belum matang itu didesakkan. Para ahli ilmuwan tentu akan bertanggung jawab juga untuk menjaga sebuah rencana sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan,” katanya.