Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasib Investasi Garam Cheetham di NTT Masih Terkatung-katung

PT Cheetham Garam Indonesia masih menunggu penyelesaian status lahan 1.000 hektare di Nagekeo, NTT, agar dapat segera merealisasikan investasi garam di sana.
Petani garam/Ilustrasi
Petani garam/Ilustrasi
Bisnis.com, JAKARTA - PT Cheetham Garam Indonesia masih menunggu penyelesaian status lahan 1.000 hektare di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, agar dapat segera merealisasikan investasi garam di sana.
 
Presiden Direktur PT Cheetham Garam Indonesia Arthur Tanudjaja mengatakan hingga kini lahan itu sudah diajukan penggunaan hak pakainya oleh pemerintah daerah Nagekeo untuk kemudian pengelolannya bekerja sama dengan Cheetham.
 
Untuk mempercepat penyelesaian masalah ini, tuturnya, tim dari kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nagekeo bahkan sudah turun langsung ke lapangan.
 
"Tim dari Kanwil BPN ini akan turun ke lapangan, mana reformasi lahan untuk masyarakat dan mana yang akan diserahan ke pemda," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (14/4/2015).
 
Penyelesaian lahan Cheetham ini, lanjutnya, memang masih terkendala status eks hak guna usaha (HGU) lahan itu.
 
Dia merinci dari 1.000 hektar lahan yang akan dikelola oleh Cheetham sekitar 776 hektar merupakan lahan eks HGU.
 
Berdasarkan SK BPN, dari 776 ha lahan itu, sekitar 545 ha sudah diberikan hak pakainya kepada pemerintah daerah Nagekeo. Sementara itu, 231 hektar lahannya akan direformasi kepada 276 nama warga sekitar yang akan diberikan sertifkat.
 
Menurutnya, lahan 231 hektar inilah yang masih ditunggu penjelasan statusnya agar biasa digunakan oleh Cheetham.
 
Kemudian, lanjutnya, sekitar 300 ha lahan sisa dari 1.000 hektar itu merupakan lahan hak transmigrasi yang dikelola koperasi. Lahan ini akan digunakan Cheetham dengan sistem sewa melalui kesepakatan antara perusahaan dan masyarakat.
 
Rencana investasi Cheetham di Nagekeo ini memang sudah terkatung-katung selama empat tahun terakhir. Ini disebabkan tak kunjung tersaji lahan 1.000 hektare yang clean and clear di Kabupaten Nagekeo, NTT.
 
Realisasi investasi Cheetham sangat tergantung kepada ketersediaan lahan. Perseroan tidak bisa menjalankan konstruksi jika lahan yang siap pakai kurang dari 1.000 ha.
 
Adapun pabrik garam industri yang akan dibangun Cheetham berkapasitas 200.000 ton per tahun. Selama tahun pertama beroperasi, jika proyek ini terealisasi, produksi diperkirakan sekitar 150.000 ton per tahun terlebih dulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ihda Fadila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper