Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MENDAG: Oknum Bulog Diduga Pasarkan Beras Kualitas Buruk

Buruknya kualitas beras milik Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) di pasar, diduga disebabkan oleh oknum yang menjual kembali beras untuk masyarakat miskin (raskin) dengan label perusahaan itu kepada masyarakat.
Dijual kembali. /Bisnis.com
Dijual kembali. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Buruknya kualitas beras milik Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) di pasar, diduga disebabkan oleh oknum yang menjual kembali beras untuk masyarakat miskin (raskin) dengan label perusahaan itu kepada masyarakat.

Rachmat Gobel, Menteri Perdagangan mengatakan saat ini banyak raskin yang dijual kembali ke pasar dengan label Bulog, sehingga kualitas beras yang dikeluarkan perusahaan tersebut terkesan buruk.

“Saya belum dapat informasi dari Kepala Bulog. Sebetulnya tidak jelek, tetapi ada yang modusnya menampung raskin dan dijual kembali ke pasar dengan harga normal. Makanya banyak beras yang rusak,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/4/2015).

Gobel menuturkan pemerintah sedang berupaya membenahi penjualan beras di pasar untuk menjaga kualitas dan harganya. Pasalnya, hingga kini beras menjadi salah satu komoditas bahan pokok yang sangat mempengaruhi pergerakan inflasi.

Sebelumnya, sejumlah pedagang di Pasar Modern Serpong, Tangerang Selatan, mengeluhkan kualitas beras Bulog kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat melakukan kunjungan kerja di wilayah tersebut.

Presiden Jokowi pun berjanji akan segera memperbaiki kualitas berasnya agar masyarakat dapat menikmati beras dengan kualitas yang lebih baik.

Dalam kesempatan itu, Gobel juga mengaku heran dengan besarnya perbedaan harga beras di tingkat pedagang dengan beras yang dijual dalam operasi pasar. Hal tersebut membuat Kementerian Perdagangan berencana untuk mengatur harga bahan kebutuhan pokok menjadi lebih murah.

“Harga beras premium dari operasi pasar yang dilakukan PD Pasar Jaya senilai Rp9.600 per kilogram, sedangkan di pedagang Rp13.000 per kilogram, ternyata dari petani itu ada beberapa lapisan distribusi yang membuat harganya mahal,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah harus memangkas alur distribusi beras di masyarakat untuk menjaga harganya tetap murah. Apalagi sebenarnya harga pokok produksi gabah di petani cenderung menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper