Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menargetkan penanganan longsor di jalan nasional Tegal-Purwekerto di Ciregol, Desa Kuta Mendala, Kecamatan Tonjong, Brebes, Jawa Tegah dapat selesai akhir pekan ini sehingga dapat dibuka pada Senin mendatang.
Seperti diketahui, jalan raya tersebut amblas di kilometer 115+900 yang merupakan tebing sungai Pedes pada Sabtu pekan lalu sepanjang sekitar 50 meter. Jalan tersebut berada pada ketinggian sekitar 40 meter dari Sungai Pedes.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Ditjen Bina Marga Kementerian PU-Pera Hedi Rahadian menyatakan pihaknya sejak Minggu pagi telah melakukan tanggap darurat di lokasi tersebut. Menurutnya, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp30 miliar untuk penanganan jalan ini.
“Untuk jangka pendek, kami menggeser jalur jalan ke arah yang lebih stabil karena ini setengah badan jalan yang amblas. Nanti kita akan rekonstruksi lerengnya,” katanya saat dihubungi, Senin (13/4/2015).
Menurutnya, untuk proses rekonstruksi lereng yang longsor dibutuhkan setidaknya 200.000 m3 tanah.
Hedi mengatakan semula ada kesulitan dalam pembebasan lahan warga yang hendak dimanfaatkan untuk jalur baru. Namun, menurutnya saat ini warga telah menyerahkan lahannya setelah pemda setempat turun tangan membantu.
“Sehingga saya bisa katakan Senin bisa dibuka. Itu target kita ya sebagai manusia,” katanya.
Hedi mengatakan ruas Ciregol ini selama bertahun-tahun rawan longsor karena diapit oleh dua sungai yang sangat erosif. Pemerintah telah memetakan tiga titik rawan longsor sepanjang jalan tersebut.
“Satu titik sudah distabilkan, yang satu lagi belum ada uangnya karena butuh Rp90 miliar tapi sekarang masih agak jinak. Yang sekarang longsor ini titik ketiga,” katanya.
Untuk itu, menurutnya pemerintah berencana merelokasi jalur ekonomi yang menghubungkan Brebes-Purwokerto tersebut. Saat ini, pemerintah tengah mengupayakan pembebasan lahan untuk jalur baru tersebut. Hedi belum dapat memastikan kapan pembangunan ruas ini dapat dimulai sebab proses pembebasan lahan dapat berjalan alot.
“Kita akan alihkan ke daerah yang lebih stabil. Desain sudah dibuat, izin penetapan lokasi juga sudah diajukan, panjangnya sekitar 4,7 kilometer,” katanya.
Menurutnya, anggaran konstruksi ruas tersebut mencapai Rp95 miliar, sedangkan untuk pembebasan lahan butuh sekitar Rp60 miliar. Jalur tersebut nantinya akan menjadi jalur ekonomi utama di wilayah tersebut.
“Sehingga jika longsor kembali terjadi di jalur yang sekarang, tidak akan mengganggu perekonomian. Jalur yang ada sekarang tetap akan kita fungsikan untuk akses masyarakat di sini, sebagai jalan kabupaten,” katanya.