Bisnis.com, MALANG—Pemkab Malang mengembangkan budi daya ikan air tawar lewat program mina tani.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Malang, Nasri Abdul Wahid mengatakan sampai saat ini baru 20 hektare sawah di Kec. Wajak yang digunakan budi daya ikan tawar.
“Tiap tahun kami targetkan ada tambahan 5 hektare sawah yang dikembangkan untuk budi daya ikan air tawar,” kata Nasri Abdul Wahid di Malang, Kamis (9/4/2015).
Produksi ikan tawar yang terdiri atas lele, nila, dan mas, kata dia, mencapai 6-8 ton per hektare yang panen setiap 4-5 bulan. Dengan produksi sebanyak itu, maka hasil kotornya mencapai Rp18 juta per hektare.
Pendapatan dari budi daya air tawar, memberikan tamb ahan pendapatan sekitar 30%-40% dari pendapatan budi daya padi yang diasumsikan panen sebanyak 3 kali dalam setahun.
“Dengan begitu, maka petani bisa berkonsentrasi pada usaha pertanian, tidak lagi menyambi bekerja di sektor ekonomi lainnya,” ujarnya.
Tahun ini akan dikembangkan kegiatan mita tani di Kec. Tumpang dan Wajak. Dinas Kelautan dan Perikanan setempat membantu bibit untuk kegiatan usaha tersebut.
Setiap tahun Balai Benih Perikanan milik Pemkab Malang di Desa Sukorejo, Kec. Gondanglegi. Setiap produksi benih sebanyak 800.000 ekor bibit ikan nila, lele, dan mas.
Dengan produksi sebanyak itu, maka sangat mencukupi untuk membantu petani membuka usaha budi daya ikan air tawar di lahan seluas 5 hektare setiap tahunnya.
Ada 15 kecamatan yang menjadi sentra produksi padi di Kab. Malang yang berpeluang dikembangkan kegiatan mita tani, seperti di Ngajum, Kromengan, Dau, Poncokusumo, dan Tumpang selain di Wajak.
Pengembangan budi daya ikan air tawar di lahan pertanian tersebut, kata dia, diprogramkan secara bertahap. Setiap kecamatan hanya ditargetkan 5 hektare.
Jika di 15 kecamatan sudah melaksanakan kegiatan mina tani, maka Pemkab Malang akan mengevaluasinya. Intinya, apakah produksi ikan air tawar tidak terlalu besar sehingga serapan di pasar menjadi sulit.
Jika serapan di pasar sulit, maka dampak selanjutnya harga dipastikan turun drastis. “Kalau ini yang terjadi, maka kegiatan tersebut bukan menyejahterakan petani, melainkan menyengsarakan petani,” ujarnya.
Namun jika ternyata serapan di pasar bagus, maka produksinya akan ditingkatkan lagi luar arealnya program mina tani. Dengan begitu, maka petani menjadi antusias untuk melakukan kegiatan budi daya ikan tawar di lahan sawah mereka.
“Kegiatan mina tani di Kec. Wajak sudah berlangsung selama 5 tahun dan tidak ada kendala yang berarti. Kisah sukses petani di sana akan ditularkan ke kecamatan lain untuk ditiru,” ujarnya.(k24)