Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dorong Proyek PLTU Sumsel 8

Pemerintah mendorong investor pembangkit listrik China Huadian Engineering Corp. menggulirkan equity untuk memulai proyek pembangunan PLTU Sumsel 8 berkapasitas 2x600 MW yang nilainya mencapai US$2 miliar.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah mendorong investor pembangkit listrik China Huadian Engineering Corp. menggulirkan equity untuk memulai proyek pembangunan PLTU Sumsel 8 berkapasitas 2x600 MW yang nilainya mencapai US$2 miliar.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan China Huadian merupakan BUMN listrik dari Tiongkok yang memiliki reputasi cukup bagus, baik di China maupun di Indonesia. Bekerjasama dengan PT Bukit Asam, Tbk., perusahaan ini akan menggarap PLTU mulut tambang di Muara Enim, Sumatera Selatan.

"Tadi sudah ditekankan salah satu item yang diharapkan dari investor adalah secepat mungkin menaruh uangnya, menunjukkan equity-nya. Kalau semua menunggu loan, gerakannya jadi lambat. Jadi diharapkan untuk naruh uang. Dan mereka mengatakan siap melakukan itu," papar Sudirman di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (6/4).

Proyek PLTU Sumsel 8 ini diproyeksi memakan investasi sebesar US$2 miliar. Adapun US$1,2 miliar berasal dari pinjaman yang digulirkan oleh The Export-Import Bank of China (CEXIM) yang MoU-nya baru diteken pada 27 Maret 2015.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan perseroan serius untuk membangun transmisi listrik Sumatera-Jawa untuk mengalirkan listrik yang diproduksi oleh independent power producer (IPP), termasuk yang digarap China Huadian. Namun, pemerintah tidak ingin groundbreaking proyek menunggu cairnya pinjaman dari bank.

"Kredit belum turun, kalau begitu pakai equity dulu dong. Kami saja serius bangun transmisi kenapa pengusaha tidak mau?" ujarnya.

PLN berjanji akan menuntaskan proyek transmisi Sumatera-Jawa pada tahun ini. Termasuk pembangunan dua konverter di ujung Sumatera dan Jawa, serta kabel bawah laut. Namun, pembangunan konverter menunggu impor barang modal dan mesin yang didatangkan oleh kontraktor asing.

"Transmisi sudah jalan. Kabel bawah laut itu kontraknya selesai akhir Juni ini, tanda tangan kontrak. Yang konverter yang susah, karena teknologi tinggi," katanya.

Pengadaan konverter, lanjut Sofyan, memasuki tahap prakualifikasi pada Juni 2015 dan dijadwalkan akan teken kontrak pada Desember 2015.

"Mudah-mudahan dalam waktu 1,5 tahun beres bersamaan dengan jadinya pembangkit-pembangkit baru di Indonesia," tuturnya.

Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, pihak China Huadian diwakili oleh Presiden China Huadian Hongkong Limited Zhow Lung Jun, serta Geng Ke Cheng dan Dening Yao. Hadir pula mitra China Huadian di Indonesia sekaligus staf PT Dana Mulia Sukses, Janto Soetanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper