Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan BBM: Pemerintah Diminta Tetapkan "Harga Kompromi"

Saat ini masyarakat belum terbiasa dengan fluktuasi harga BBM. Untuk itu, pemerintah sebaiknya mematok harga untuk periode tertentu dengan memperhitungkan harga keekonomian dan beban masyarakat.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah harus mencari cara untuk membiasakan masyarakat terhadap fluktuasi harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Solar, tanpa harus membuat mereka merasa terbebani.

Arifin Panigoro, pendiri Medco Group, mengatakan saat ini masyarakat belum terbiasa dengan fluktuasi harga BBM. Untuk itu, pemerintah sebaiknya mematok harga untuk periode tertentu dengan memperhitungkan harga keekonomian dan beban masyarakat.

“Mungkin akhirnya harus ada kompromi, daripada setiap hari diubah. Masyarakat kan belum terbiasa untuk mengikuti fluktuasi harga BBM,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/4/2015).

Arifin menuturkan untuk sementara pemerintah dan badan usaha milik negara (BUMN) yang menyalurkan BBM harus siap dengan konsekuensi saat harga minyak dunia naik. Meski begitu, pemerintah harus mulai membiasakan penerapan fluktuasi harga BBM untuk melepas subsidi.

Menurutnya, saat ini Indonesia menjadi salah satu negara yang diuntungkan dengan tren harga minyak dunia yang turun. Pasalnya saat ini Indonesia menjadi net importer minyak, karena produksi dalam negeri yang terus menurun.

“Mumpung harga minyak dunia lagi murah, sekarang kan turun lagi harganya karena persaingan Arab Saudi, Amerika Serikat, dan Rusia. Indonesia diuntungkan kok, karena harganya terus turun,” ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah menaikkan harga Premium menjadi Rp7.300 per liter, dari yang sebelumnya Rp6.800 per liter. Kemudian Solar menjadi Rp6.900 per liter, dari yang sebelumnya Rp6.400 pe liter.

Keputusan tersebut diambil karena dinamika dan perkembangan harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dengan tetap memperhatikan kestabilan sosial ekonomi, pengelolaan harga, dan logistik. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lili Sunardi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper