Bisnis.com, MAMUJU - Sebanyak 2.000 petani kakao di Sulawesi Barat dilatih untuk megembangkan tanaman kakao sejak 2 tahun terakhir oleh Swisscontact yang merupakan mitra kerja perusahaan makanan dan minuman PT Nestle.
"Sebanyak 2.000 petani kakao telah dilatih mengembangkan untuk mendukung program Gerakan Nasional Peningkatan Mutu dan Produksi Kakao di Sulawesi Barat sejak 2013, sehingga kakao di Sulbar akan semakin mampu menjadi komoditas ikon ekonomi masyarakat," kata Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Sabtu (4/4/2015).
Swisscontact merupakan yayasan internasional yang selama ini memberi perhatian kepada kerja sama teknik, terkait pemberdayaan ekonomi dan sosial dan akan membantu memberdayakan petani kakao dalam rangka mendukung Program Gernas Pro Kakao di Sulbar, yang kembali program itu dilaksanakan tahun ini di Sulbar.
"Pemberdayaan petani merupakan program dalam menindaklanjuti Gernas Pro Kakao yang dicanangkan pemerintah di Sulbar dan akhirnya berkembang di 25 Provinsi di Indonesia. Program itu juga untuk meningkatkan produksi kakao nasional agar dapat menjadi penghasil kakao terbesar dunia," katanya.
Menurut dia, Swisscontact selain akan memberdayakan petani dalam mengembangkan kakao juga akan membantu petani kakao Sulbar untuk membuka akses pasar dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
Ia mengatakan petani merugi karena tidak memahami permainan pasar yang dilakukan tengkulak kakao yang sengaja memanipulasi harga agar selalu rendah. Ditambah lagi kualitas kakao dinilai rendah meski kualitasnya sesungguhnya bagus.
Karena itu, Swisscontact sebagai mitra PT Nestle yang telah melakukan investasi mengelola kakao di Sulbar akan melatih dan memberdayakan petani kakao. Mereka akan memberikan materi akses pasar bagi petani agar tidak lagi menjadi korban permainan harga pasar yang membuat merugi.
Menurut dia, selain memberikan pengetahuan mengenai penguasaan akses pasar kakao, petani di Sulbar juga diberikan pengetahuan mengenai budi daya tanaman kakao seperti mengendalikan hama tanaman kakao dan penyakit kakao.
"Hama dan penyakit adalah masalah utama dalam mengembangkan tanaman kakao, makanya masalah itu akan diantisipasi dengan memberikan pelatihan kepada petani di Sulbar agar memahami tata cara mengendalikan hama dan penyakit kakao," katanya.
Gubernur Sulbar program gernas kakao sendiri dilaksanakan tahun ini di Sulbar dengan dukungan anggaran mencapai Rp220 miliar melalui anggaran APBN.
Ia berharap produksi kakao di Sulbar mencapai 135.000 ton pertahun dengan luas sekitar 185.000 hektare dapat terus mengalami peningkatan. []