Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah segera melakukan kajian mengenai lokasi pelabuhan baru di pantai Utara Jawa menyusul batalnya rencana pembangunan di wilayah Cilamaya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan pemerintah akan segera melakukan feasibility study di lokasi baru tersebut.
Adapun lokasinya akan berada di sebelah Timur Cimalaya yang memiliki lebar koridor sepanjang 10 kilometer sehingga kapal berukuran besar, 200.000 ton hingga 300.000 ton, bisa keluar masuk.
"Rencana awal disiapkan oleh Bappenas [Badan Perencanaan Pembangunan Nasional] bersama dengan Menteri Perhubungan dengan BPPT [Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi] dan dikoordinasikan oleh Menko Kemaritiman serta Menko Perekonomian. Kita lihat segera lah," ujarnya selepas mengikuti rapat koordinasi di Kementerian Bidang Perekonomian, Kamis (2/4/2015).
Indroyono mengungkapkan, kajian mengenai lokasi baru tersebut sudah mulai dijalankan. Namun, dia mengaku tidak akan terburu-buru.
Menurutnya keputusan mengenai dipindahnya lokasi pelabuhan baru tersebut dikarenakan adanya aktifitas operasi PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
Dia menyebutkan, operasi migas di sana sangat aktif sehingga kehadiran pelabuhan baru di Cilamaya dikhawatirkan mengganggu.
"Sekarang saja produksinya 40.000 barel per hari. Tahun 2022 jadi 50.000 barel per hari. Jadi ini harus tetap dipertahankan," katanya.
Terkait investor Jepang dalam proyek pelabuhan tersebut, Indroyono mengatakan mereka akan menyesuaikan dengan keputusan pemerintah.
"Di sini posisi kita kan jelas, mengambil kebijakan," tuturnya.