Bisnis.com. JAKARTA—G-Resources Group Ltd, pemilik konsesi tambang emas Martabe di Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, mengklaim jumlah stok sumber daya mineralnya di tambang tersebut berkurang 0,7 juta ounce emas dan 5,6 juta ounce perak.
Manajemen G-Resources melaporkan pengurangan tersebut diakibatkan penipisan deposit mineralnya sejumlah 0,4 juta ounces emas dan 5,1 juta ounce perak di Tambang Purnama, serta berkurangnya sumber daya sebanyak 0,4 juta ounce emas dan 0,6 juta ounce perak di Tambang Barani.
“Ada juga sedikit perubahan pada proses estimasi yang turut mengakibatkan berkurangnya jumlah stok sumber daya serta cadangan emas dan perak perusahaan di Martabe,” ungkap Chief Executive Officer G-Resources Peter Geoffrey Albert kepada investor di Bursa Efek Hong Kong, Kamis (2/4/2015).
Meski di satu sisi ada penyusutan, perusahaan yang membentuk anak usaha bernama PT Agincourt Resources ini juga mengaku mendapatkan tambahan sumber daya dari deposit Tambang Uluala Hulu, yaitu sebanyak 0,1 juta ounce emas dan 0,2 juta ounce perak.
Sejalan dengan pemutakhiran itu, total sumberdaya emas di Martabe per 31 Desember 2014 kini menciut jadi 7,4 juta ounce emas dan 70 juta ounce perak dari 190 juta ton pada 1,2 gram/ ton emas dan 11 gram/ ton perak, dengan jumlah cadangan 2,68 juta ounce emas dan 27,2 juta ounce perak.
Tambang emas Martabe adalah tambang generasi ke-6 yang kontraknya diteken April 1997. G-Resources melalui Agincourt mengakuisisi 95% tambang seluas 1.639 km2 itu pada 2009. Sisa 5% saham dimiliki PT Artha Nugraha Agung, patungan Pemkab Tapanuli Selatan (70%) dan Pemprov Sumatra Utara (30%).
Kini, selain mengelola deposit emas Martabe yang tersebar di Tambang Purnama, Ramba Joring, Barani, Tor Uluala, Horas, dan Uluala Hulu, G-Resources juga mengoperasikan unit instalasi pengolahan dengan kapasitas produksi 250.000 ounce emas per tahun dan 2 juta perak per tahun.