Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Miniatur Bajaj Diminati Turis Australia

Meski bentuknya terhitung sederhana, siapa sangka jika miniatur bajai banyak diminati wisatawan mancanegara. Bahkan, miniatur bajai saat ini telah sampai hingga Australia.
kerajinan miniatur bajaj/Antara-Sigid Kurniawan
kerajinan miniatur bajaj/Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Meski bentuknya terhitung sederhana, siapa sangka jika miniatur bajai banyak diminati wisatawan mancanegara. Bahkan, miniatur bajai saat ini telah sampai hingga Australia.

Perajin miniatur bajai Triyanto menuturkan, miniatur bajai kurang digemari dari warga Jakarta. Sebaliknya, wisatawan mancanegara justru lebih menyukai souvenir seharga Rp35.000 per unitnya ini.

Bahkan, miniatur berbahan dasar limbah kayu ini sudah sampai ke Ausralia dan Colombia. "Turis asing menyebutnya tuk-tuk. Mereka penasaran, lihat, lalu beli. Setelah pulang ke negaranya, saya dikirimi gambarnya," katanya yang mengaku hubungan kepada pembeli seperti halnya teman.

Selain itu, pengunjung dari luar daerah banyak menyukai hasil kreasinya. Sebut saja warga Cirebon dan Bogor yang sedang mengunjungi kawasan Kota Tua. Umumnya, pengunjung membeli sebagai souvenir dari kawasan Kota Tua. "Dari Jakarta sendiri kurang diminati," katanya.

Triyanto menuturkan, memiliki kemampuan membuat miniatur bajai ini belahar dari supplier. Saat itu, dia membeli bajai mini dari supplier dalam kondisi rusak. Selanjutnya, dia perbaiki dan bongkar pasang sendiri. "Dari datang mulai pukul 09.00-17.00, bisa bikin 24 unit untuk yang siap rakit," ceritanya.

Miniatur bajai dibuat dari limbah kayu yang diperoleh dari pabrik pembuatan peti paket. Lembaran kayu ini dipotong persegi sebagai kerangka membentuk tubuh bajai. Kerangka ini sekaligus berfungsi sebagai tempat duduk penumpang dan supir. "Dudukan sudah dibuat, kemudian menggunakan triplek sebagai body samping. Sampai membentuk bajai," terangnya.

Dalam sehari, Triyanto dapat menjual 30 unit per hari saat akhir pekan. Belum lagi saat hari kerja rata-rata penjualan 10 unit. Dengan harga jual Rp35.000 per unitnya, Triyanto dapat mengantongi keuntungan hingga 90 persen. "Sebagian dari limbah kayu, sehingga modalnya minim," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper