Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenun Ikat, Perajin di Kediri Butuh Peningkatan Kapasitas

Perajin tenun di Kediri, Jawa Timur, berharap bisa meningkatkan kapasitas produksi dengan mendapatkan tambahan peralatan sehingga bisa memenuhi permintaan pelanggan.
Permintaan bukan hanya datang dari Kediri. /andikafm
Permintaan bukan hanya datang dari Kediri. /andikafm

Bisnis.com, KEDIRI  - Perajin tenun di Kediri, Jawa Timur, berharap bisa meningkatkan kapasitas produksi dengan mendapatkan tambahan peralatan sehingga bisa memenuhi permintaan pelanggan.

Siti Rukayah, salah seorang perajin tenun, mengatakan harga mesin tenun cukup mahal sampai Rp4 juta per unit, dan satu hari setidaknya bisa menghasilkan satu lembar kain tenun.

"Kami kewalahan melayani konsumen. Harga satu unit mesin itu Rp4 juta, sementara permintaan terus datang," kata Siti di Kediri di Kediri, Jumat (27/3/2015).

Ia mengatakan tenun yang dibuat masih tradisional, dengan menggunakan tenaga manusia. Setiap hari, mesin untuk menenun beroperasi, tapi tetap kewalahan melayani permintaan pasar.

Permintaan bukan hanya datang dari Kediri, melainkan dari berbagai macam daerah lain, seperti Sulawesi, Jakarta, Palembang, dan sejumlah daerah di Indonesia.

Ia sendiri mengaku mempunyai 40 unit mesin tenun, dengan jumlah pekerja sekitar 85 karyawan. Mereka ada yang bagian mengurusi menenun, mengulas benang, dan sejumlah pekerjaan lainnya untuk usaha itu.

Ia juga mengatakan kapasitas produksi masih terbatas. Setidaknya, dalam satu hari, bisa menghasilkan sekitar 50 produk baik berupa sarung ataupun tenun dengan berbagai motif.

Pihaknya mengaku sebenarnya ingin meningkatkan kapasitas produksi, namun masih terkendala dengan peralatan. Mahalnya mesin, membuat perusahaan harus mengatur ulang untuk pembelian mesin tersebut.

Kain tenun, kata dia, merupakan produk khas Kota Kediri. Ia berharap, produk ini bisa menjadi produk khas dari kota ini dan lebih dikenal luas masyarakat.

Untuk mengembangkan usaha ini, selain terkendala dengan peralatan, juga sumber daya manusia. Ia sangat berharap, generasi muda, terutama di Kediri juga tertarik mengembangkan usaha pemhuatan tenun tradisional ini, sehingga bisa terus mengembangkan usaha ini.

Dia mengaku usaha ini sudah dirintis keluarganya sejak 1989 dan terus diupayaka bertahan sampai sekarang. Ia berharap, pemerintah daerah memberikan perhatian, dengan melakukan pembinaan seperti melatih sumber daya manusia, serta bantuan usaha atau mesin.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan, pemerintah memang fokus untuk mengembangkan industri di kota ini, salah satunya adalah tenun ikat. Bahkan, pemkot juga fokus dan berkomitmen menjadikan tenun itu sebagai salah satu produk khas Kediri.

Pihaknya sudah meminta setiap instansi untuk menggunakan baju khas Kediri itu. Pemerintah mempunyai hari khusus, untuk penggunaan baju itu. "Kami komitmen untuk pengembangan usaha ini." []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper