Bisnis.com, INDRAMAYU - Presiden Joko Widodo mengumumkan harga pembelian pemerintah (HPP) beras 2015 sebesar Rp3.700/kg atau naik sekitar 10,4% dari harga sebelumnya sebesar Rp3.300/kg.
Hal tersebut ditegaskan Presiden Jokowi ketika melakukan dialog bersama sejumlah petani di acara panen raya di Desa Kedokan Gabus Kecamatan Gabuswetan Kabupaten Indramayu, Rabu (18/3/2015).
Selain itu, Jokowi menegaskan pemerintah tidak akan melakukan impor beras dan meminta para petani bekerja keras meningkatkan produktivitas dan produksi padi agar ketersediaan pangan nasional terjamin tanpa beras impor.
Dia menuturkan jika selama musim produksi 2015 petani tidak mampu meningkatkan produksi beras dan hasil hitung-hitungan ketersediaan beras tidak sesuai kebutuhan atau target, pemerintah menjamin tidak akan ada impor beras yang masuk ke Indonesia.
“Kami [pemerintah] telah berkomitmen tidak ada impor beras, maka petani harus kerja keras untuk memenuhi kebutuhan beras nasional,” katanya.
Jokowi mengungkapkan untuk mendukung program swasembada beras, pihaknya telah mengintruksikan Kementerian Pertanian untuk membenahi prosedur penyaluran bantuan pertanian seperti bantuan benih, pupuk dan alat pertanian.
“Kementerian PU juga telah saya perintahan agar bisa memperbaiki 52% irigasi yang rusak tahun ini dan telah dilakukan sejak awal 2015,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahamad Heryawan mendukung program pemerintah untuk memperbaiki saluran irigasi yang rusak karena kerusakan irigasi sangat menghambat program peningkatan produksi pertanian khususnya di Jawa Barat.
Aher menjelaskan indeks produksi (IP) petani di Pantura Jabar baru 1,8% padahal luas arealnya mencapai 80%, sedangkan untuk areal lainnya di Jabar telah memiliki IP 2,8% akan tetapi luas areal sawahnya hanya 20%.
“IP 1,8% saja Jabar bisa jadi nomor satu produksi beras nasional, apalagi kalau IP 2,8% merata dengan dukungan irigasi yang bagus,” jelasnya.
Bupati Indramayu Anna Sophanah yang hadir mendampingi Jokowi menyatakan pihaknya berharap pemerintah pusat dan Pemprov Jabar segera meresmikan Waduk Jatigede karena nantinya akan mengairi sawah di Indramayu bagian Timur yang luas sawahnya mencapai 60.000 Ha.
Anna menambahkan ada lima kecamatan di Kabupaten Indramayu bagian Timur yang selama ini memproduksi padi tadah hujan dengan bantuan irigasi setengah teknis yang sering kering saat kemarau dan tergenang banjir saat musim penghujan.
“Petani di Indramayu Timur butuh bendungan dan saluran irigasi yang lancar agar mampu meningkatkan produksi,” tambahnya.
Terkait dnegan perbaikan irigasi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan perbaikan irigasi saat ini baru 25% dari total target sebanyak 1 juta ha yang bakal rampung akhir 2015 nanti termasuk kerusakan saluran irigasi yang ada di Jabar.
“Penyaluran bantuan traktor kepada petani baru 30.000 unit dari total target 60.000 unit untuk 2015,” katanya.
Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu Kastiman mengungkapkan dengan mengandalkan irigasi setengah teknis, biaya produksi petani mengolah sawah tadah hujan sangat tinggi karena mengandalkan alat pompa yang menggunakan bahan bakar (premium).
“Masa tanam dan sebar benih, petani butuh 100 liter bensin untuk tiap 1 ha sawah saat musim rendeng, kebutuhan itu bertambah jika produksi musim gadu [kemarau],” ungkapnya.