Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tagihan Indo Energi Alam Resource Capai Rp100 Miliar

Tagihan PT Indo Energi Alam Resource sementara yang sudah masuk ke tim pengurus dilaporkan sekitar Rp100 miliar.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Tagihan PT Indo Energi Alam Resource sementara yang sudah masuk ke tim pengurus dilaporkan sekitar Rp100 miliar.

Salah satu pengurus Allova H. Mengko mengatakan tagihan tersebut berasal dari 49 kreditur. Namun, besaran tersebut masih dapat berubah karena belum sampai tahap verifikasi tagihan final.

"Perkiraan tagihan sebesar Rp100 miliar itu belum tetap, masih ada yang ditunda pembahasannya," kata Allova kepada Bisnis, Kamis (12/3/2015).

Dia juga menambahkan debitur telah menyerahkan proposal rencana perdamaian, tetapi belum ditawarkan kepada kreditur. Pengurus juga belum sempat membaca secara detil isi proposal tersebut.

Allova menuturkan agenda rapat selanjutnya adalah verifikasi tagihan lanjutan dan pembahasan rencana perdamaian pada 18 Maret 2015 di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Dalam kesempatan yang sama, kuasa hukum PT Indo Energi Alam Resource Andri K. Hidayat mengatakan salah satu kreditur yang belum diakui utangnya adalah PT Berau Usaha Mandiri (BUM). Kreditur tersebut merupakan pemilik izin usaha pertambangan (IUP) batu bara.

"Kami adalah kontraktornya, masih ada beberapa permasalahan sehingga belum diakui," ujar Andri tanpa menyebutkan secara spesifik nominal tagihan tersebut.

Dalam rapat kreditur sebelumnya, debitur mengklaim juga mempunyai piutang kepada BUM sebesar US$916.077,49. Namun, piutang tersebut belum diverifikasi ulang kepada kedua prinsipal.

Ternyata, lanjutnya, piutang tersebut merupakan tagihan yang diajukan kepada konsorsium, bukan ke BUM. Pihaknya mengakui adanya kesalahpahaman debitur terkait dengan tagihan tersebut.

Andri menuturkan posisi BUM sangat penting dalam proses restrukturisasi utang tersebut karena usaha debitur tidak akan berjalan tanpa ada IUP. BUM disebut menjadi penentu perdamaian debitur.

Debitur mengklaim masih mempunyai aset berupa cadangan produksi barubara yang potensial. Dalam proposal perdamaiannya juga akan menyertakan investor yang juga bertindak sebagai pembeli batu bara.

Upaya tersebut ditempuh sebagai bentuk iktikad baik debitur. Nilai aset yang dimiliki oleh debitur jauh di bawah jumlah tagihan sementara.

"Sampai saat ini, prinsipal mengatakan sudah ada dua calon investor, tetapi nama perusahaannya saya belum tahu," ujarnya.

Andri menuturkan pertemuan pembahasan dengan investor hanya dilakukan oleh kedua prinsipal. Namun, sejauh ini kedua calon tersebut belum sampai tahap mengajukan penawaran resmi.

Pekan depan, lanjutnya, kemungkinan nama dan nominal tawaran sudah bisa disampaikan dalam rapat dengan agenda pembahasan perdamaian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper