Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROYEK PETROKIMIA, Kemenperin: Ubahlah Paradigma Soal Gas Bumi

Perlu ada perubahan paradigma soal gas guna memudahkan jaminan suplai ke industri petrokimia. Pemerintah harus memandang sumber daya ini sebagai bahan baku bukan semata komoditas ekspor dan bahan bakar pembangkit listrik.
Kinerja industri kimia dan turunannya. / Bisnis
Kinerja industri kimia dan turunannya. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Dirjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin Harjanto berpendapat perlu ada perubahan paradigma soal gas guna memudahkan jaminan suplai ke industri petrokimia. Pemerintah harus memandang sumber daya ini sebagai bahan baku bukan semata komoditas ekspor dan bahan bakar pembangkit listrik.

Gas dipastikan bakal menghasilkan nilai tambah lebih besar manakala diserap sebagai bahan baku industri. Hal ini akan memudahkan dalam memenuhi kebutuhan industri sehingga bisnis tumbuh, menarik investasi, dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.

Harjanto mencontohkan gas sebanyak 2 TCF dapat bertahan selama 30 - 40 tahun apabila digunakan sebagai feedstock alias bahan baku. Tapi kalau dijual berupa gas alam cair (LNG), misalnya, cuma bertahan selama 12 tahun.

"Dan sekarang kami sedang buat simulasi mengenai penurunan harga gas serta tentang pendekatan loss and benefit [jika ekspor gas berhenti]. Dalam waktu dekat akan serahkan surat ke Menko Perekonomian," tutur dia, Selasa (3/3/2015).

Sementara itu terkait harga gas untuk industri petrokimia, Kemenperin melakukan perhitungan lebih dalam. Khusus untuk Ferrostaal dipastikan tidak mencari harga gas tetap (fix) seperti yang berlaku dipasaran.

Adapun yang diinginkan perusahaan petrokimia asal Jerman itu adalah harga normal mengikuti pergerakan di kancah global. "Kalau harga gas di produk mereka naik, maka harga komoditas inputnya juga naik, yang mereka minta adalah harga wajar," kata Harjanto.

Guna memudahkan pengembangan komplek industri di Teluk Bintuni, Perindustrian mengarahkan agar dilakukan kerja sama penyediaan fasilitas bersama. Artinya Ferrostaal dapat bermitra dengan Pupuk Indonesia dalam pengadaan berbagai infrastruktur.

Jika pelaku industri di Bintuni bisa kooperasi dalam pemanfaatan common facilities akan tercipta efisiensi tidak hanya dari segi materi tetapi juga lahan. Contohnya adalah penggunaan infrastruktur pembangkit listrik bersama. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper