Bisnis.com, JAKARTA — Kemenko Kemaritiman berencana membangun One Stop Service Center di kawasan luar pelabuhan Tanjung Priok guna menurunkan dwelling time di pelabuhan tersebut.
Keputusan ini diambil Menko Kemaritiman Indyono Soesilo melihat keberhasilan One Stop Service (OSS) Center atau Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang diimplementasikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
“Saya akan meniru layanan satu pintu milik BKPM untuk menekan dwelling time,” ujarnya di kantornya, Jumat (27/2).
Mantan Direktur Sumber Daya Perikanan dan Aquakultur FAO ini memberi inisiatif untuk membangun kantor pengurusan dokumen karantina, kepabeanan dan pengawasan barang semacam OSS di luar pelabuhan, yakni di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Dia menjelaskan Kementeriannya berusaha menurunkan waktu tunggu di Pelabuhan Tanjung Priok dari sembilan hingga sepuluh hari menjadi empat hingga lima hari.
Indroyono bertekad kementeriannya dalam tiga bulan ke depan dapat memangkas waktu di pre-custom menjadi 2,7 hari, custom menjadi setengah hari dan post custom menjadi satu setengah hari.
BPOM, menurutnya, sudah merespon rencana ini dengan menyatakan kesiapannya memberikan proses pemeriksaan di tahap pre-custom hanya dalam tempo delapan jam saja.
“Biaya logistik kita 24,5% dari PDB, kalau dituangkan ke dalam angka besarannya US$25 miliar,” kata Kemenko. Adapun, Indroyono menargetkan biaya logistik terhadap PDB dapat turun menjadi 19%.
Sebagai langkah awal, Menko Maritim hari ini, Senin (2/3), akan melakukan rapat dengan sejumlah kementerian dan Pelindo II guna membahas rencana menurunkan waktu tunggu di Tanjung Priok.
Tidak hanya Pelabuhan Tanjung Priok, Indroyono menginginkan waktu tunggu di pelabuhan besar lainnya dapat turun melalui ide pembangunan OSS Center.
Selain itu, beliau juga akan terus mendorong Inaport.net sebagai sistem logistik terintegrasi.