Bisnis.com, PADANG - PT Semen Padang menargetkan pendapatan laba bersih perseroan mencapai Rp915 miliar pada tahun ini atau sama persis dengan tahun sebelumnya.
Direktur Utama PT Semen Padang Benny Wendry mengatakan target laba masih sama dengan besaran pendapatan tahun lalu, mengingat situasi ekonomi yang belum stabil dan beban operasional yang masih membengkak.
Target laba masih di kisaran Rp900 miliar, masih sama dengan tahun lalu, karena beban operasional juga masih besar, katanya, awal pekan ini.
Dia menyebutkan penaikan harga BBM bersubsidi pada akhir tahun lalu ikut mendongkrak beban biaya karena naiknya ongkos distribusi. Begitu juga dengan situasi politik akibat pileg dan pilpres serta kenaikan tarif listrik yang membuat beban kian membengkak.
Saat ini, fluktuasi harga BBM dinilai juga akan berpotensi menyebabkan ketidakstabilan ongkos distribusi, termasuk kebijakan pemerintah menurunkan harga semen.
Namun, perseroan mengaku sudah memiliki strategi untuk menekan beban tinggi. Kondisi itu, didorong tekanan ekonomi global menyebabkan pendapatan laba bersih perusahaan turun 12,35% pada 2014 atau menjadi Rp915 miliar dari tahun sebelumnya Rp1,044 triliun.
Sementara itu, revenue masih tumbuh 3,35% dari Rp6,2 triliun pada 2013 menjadi Rp6,4 triliun pada tahun lalu. Agar target terpenuhi, perseroan melakukan sejumlah kebijakan efesiensi untuk mengoptimalkan pendapatan laba.
Salah satunya adalah efisiensi distribusi dengan mengoptimalkan pelabuhan-pelabuhan terdekat. Pabrik di Dumai, misalnya, dioptimalkan untuk melayani konsumen di kawasan Kepulauan Riau, Riau daratan, hingga bagian selatan Sumatra Utara.
Beban operasional paling besar, imbuhnya, berasal dari penggunaan energi yang mencapai 90 MW dengan menggerus 13% biaya beban. Solusi jangka panjang, perseroan berencana membangun pembangkit listrik sendiri berkapasitas 130 MW.
"Kami targetkan efisiensi di segala sektor bisa menghemat Rp200 miliar dari total beban belanja," ujarnya.